Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2015, 13:14 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KUTA SELATAN, KOMPAS.com - Pulau Bali dikenal memiliki banyak destinasi wisata pantai. Tidak hanya itu, turis asing yang terus berdatangan ke Pulau Dewata ini, tertarik juga udaya masyarakat setempat.

Salah satu daerah yang paling banyak dikunjungi adalah Uluwatu, di Desa Pecatu, Kuta Selatan. Luas desa ini sekitar 2.600 hektar dan penduduk yang mencapai 6.975 jiwa. Letaknya berada paling ujung selatan Pulau Bali.

Desa tersebut memiliki banyak potensi, salah satunya adalah Pura Uluwatu yang selalu dikunjungi turis mancanegara dan lokal. Karena di pura ini kerap dipentaskan Tari Kecak.

Selain itu, karena pura berdiri menjorok ke tengah lautan dengan ketinggian sekitar 97 meter, pemandangan latar pentas Tari Kecak menjadi sangat mengagumkan. Pertunjukan tari ini digelar pukul 18.00 yang bertepatan dengan matahari tenggelam.

Untuk menikmati pentas tersebut, pengunjung dibebankan biaya Rp 80.000-Rp 100.000. Belum lagi, biaya masuk area tersebut, yaitu Rp 20.000 untuk orang dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Dalam sehari, pengunjung yang datang bisa mencapai ribuan orang, apalagi saat hari libur.

"Makanya desa ini kaya. Pentas kan digelar setiap hari," ujar General Affair PT Prioritas Land Indonesia, Irma Suryani kepada Kompas.com, Sabtu (13/6/2015).

Wanita yang sudah tinggal di Bali sejak 2002 ini mengatakan, masyarakat di Desa Pecatu sangat bergantung pada industri wisata. Berbagai karya seni dan hasil kerajinan penunjang industri pariwisata mereka tekuni, mulai pentas tari, hingga penjualan aksesori.

Di sekitar Pura Uluwatu, kata Irma, tepatnya di depan pura, terdapat hutan kecil yang disebut "alas kekeran". Fungsinya adalah sebagai penyangga kesucian pura. Sebelumnya, Desa Pecatu dikenal sebagai daerah pesisir Pulau Bali yang gersang dan tandus. Namun, seiring dengan perkembangan pariwisata, Pecatu pun ikut berkembang.

Demikian halnya dengan para investor yang semakin berbondong-bondong terpincut Desa Pecatu. Menurut situs Uluwatu Kecak Dance, hampir seluruh pinggiran tebing saat ini telah dikuasai oleh investasi luar Bali dan hanya sebagian yang masih dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat lokal.

Kehadiran investor berikut pengembangan fasilitas penunjang pariwisata tersebut, mendongkrak harga tanah secara otomatis. Menurut Irma, saat ini harga tanah per meter persegi mencapai Rp 2.000.000. Sedangkan tanah di tebing harganya per meter persegi adalah Rp 6.000.000.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com