Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prioritas Land Incar Pasar Asia

Kompas.com - 14/06/2015, 23:32 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

ULUWATU, KOMPAS.com - PT Prioritas Land Indonesia (PLI) memulai pembangunan 32 unit villa di Uluwatu, Bali. Presiden Direktur Prioritas Land, Marcellus Chandra mengatakan pembangunan akan rampung pada tahun depan.

"Targetnya, pada bulan depan sebanyak 2 unit villa selesai dibangun dan siap dioperasikan. Dua unit ini akan jadi unit contoh," ujar Marcellus kepada Kompas.com, di Uluwatu, Bali, Sabtu (13/6/2015).

Prospek properti di Pulau Bali terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pariwisata. Sejak beberapa tahun terakhir, tren kenaikan kunjungan wisatawan mencapai sekitar 10 persen per tahunnya.

Pada 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kunjungan wisatawan mancanegara secara kumulatif Januari-Maret 2015 meningkat 12,26 persen. Bali adalah tujuan wisata nomoer satu di Indonesia dan namanya sudah sangat dikenal di mancanegara bahkan merupakan salah satu pusat tujuan wisata dunia. Oleh sebab itu, Marcell yakin produknya diminati konsumen asing dan lokal.

Selain itu, Bali juga menempati peringkat ketiga sebagai lokasi dengan kenaikan harga rumah mewah tertinggi di dunia. Dalam setahun terakhir, rata-rata kenaikan harga hunian mewahnya mencapai 15 persen. Diprediksi, kenaikan harga properti tahun ini berada pada kisaran 5 persen-10 persen.

Pasar properti cenderung mengalami kenaikan konsisten dari waktu ke waktu. Saat ini,
harga jualnya sudah mencapai Rp 9 miliar. Lebih tinggi dari harga awalnya senilai Rp 6 miliar pada 2012. Dari 32 unit vila, sebanyak 14 unit sudah terjual. Pembelinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Sementara itu, 10 unitnya akan disimpan sebagai aset perusahaan. Setelah berhasil menggaet pasar lokal, Marcell pun mengincar pasar asing. Sisa delapan unit produknya akan dipasarkan ke kawasan Asia.

“Untuk memasarkan vila ini, setelah Lebaran kami akan melakukan road show  ke sejumlah negara, seperti Singapura, Hongkong, dan Jepang,” ucap Marcell.

Dengan investasi sebesar Rp 250 miliar, Majestic Water Village dirancang berkonsep The Art of Beautiful Life. Seperti namanya, vila ini diibaratkan sebagai “kampung air” (water village). Vila tersebut dibangun di atas bukit dengan pemandangan ke arah laut lepas untuk membuat penghuninya merasa nyaman.

Menurut Marcell, Uluwatu adalah surga para peselancar dan mempunyai pemandangan matahari tenggelam terindah. Namun demikian, Uluwatu juga terkenal sebagai daerah yang gersang.

“Untuk itu, Majestic Water Village dibangun dengan konsep kampung air dan menghadirkan air yang berlimpah. Ini adalah sebuah inovasi yang menawarkan suatu pengalaman yang berbeda bagi penghuninya,” tutur dia.

Majestic Water Village dirancang dengan gaya arsitektur Mies Van Der Roher. Gaya ini digagas oleh arsitek Jerman ternama tahun 1950, dengan penekanan pada simplicity (kesederhanaan) dan menghormati alam sekitarnya.

Dengan memperhatikan inovasi di bidang interior, Majestic Water Village juga menghadirkan 5 "Senses Experience", yaitu interior yang didesain dengan sentuhan lima indera meliputi indera penglihatan (visual), pembau (smell), pendengaran (hearing), peraba (touch) dan perasa (taste).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com