Meliputi Bekasi, Cibitung Cikarang, serta Karawang, potensi Koridor Timur Jakarta dinilai masih menjanjikan. Kelebihannya antara lain akses dari dan ke Jakarta yang mudah dilewati jalan tol. Belum lagi harga tanah yang terus meninggi di antara pesatnya pertumbuhan kawasan industri, terutama di Cikarang.
"Ada tiga hal yang membuat investasi di bidang properti menarik. Pertama adalah lokasi, kedua adalah pasar yang market, dan ketiga low investment," ujar Joy Dwiputranto Lango, Corporate Sales and Marketing Director PT Cowell Development Tbk, Selasa (9/5/2015.
Melihat lebih dalam wilayah Cikarang, lanjut Joy, ada berbagai kelebihan yang membuat kawasan tersebut semakin diminati pengembang. Cikarang merupakan kawasan industri yang menyumbang sebesar 40 persen total ekspor Indonesia, apalagi ditunjang dengan keberadaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai 34.46 persen dari total PMA di Indonesia.
"Jumlah ekspatriatnya cukup besar. Ekspatriat asal Jepang jumlahnya mencapai 5.000 orang, Korea ada 4.000 orang, serta Cina," ujar Joy.
Hal itulah, lanjut dia, yang membuat Cikarang sekarang ini sering disebut "Little Asia" atau Asia Kecil. Jumlah itu belum ditambah dengan 600 ribu pekerja di kawasan Cikarang.
"Setiap harinya membuat kawasan ini menjadi sasaran menarik untuk investasi di bidang properti," kata Joy.
Pusat pertumbuhan
Cikarang merupakan kota yang multikultur bukan hanya tiga negara di atas yang menyumbang warganya bertempat tinggal. Bahkan, beberapa warga negara lain juga datang dari Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Singapura, Australia dan Inggris. Melihat besarnya peluang tersebut, pengembang properti pun mengibarkan benderanya di kawasan ini.
Salah satunya adalah PT Cowell Development Tbk melalui anak perusahaannya, PT Nusantara Prospekindo Sukses (NPS). Saat ini NPS tengah mengembangkan kawasan berkonsep green mixed use development dengan nama The Oasis.
Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Nusantara Prospekindo Sukses, Supriantoro, menjelaskan The Oasis sudah diluncurkan sejak Desember 2013 lalu. Proyek tersebut berdiri di lahan seluas 13,4 hektar di Jl Cibarusah, Cikarang.
"Nantinya, di kawasan ini akan dibangun lima tower apartemen, satu menara kondotel, satu menawa perkantoran, satu klaster, satu area komersial, termasuk fasilitas rumah sakit berlantai empat," ujar Supriantoro.
Rencananya, topping off unit apartemen Mahogany Tower akan dilaksanakan pada Sabtu (13/6/2015) mendatang. Harga per unit dibuka bervariasi, mulai Rp 500 jutaan hingga Rp 1,1 miliar per unit.
Melihat lokasinya, lanjut dia, jangkauan akses ke dan dari Jakarta mudah dilalui via jalan tol. Aksesnya strategis di pusat pertumbuhan ekonomi, yaitu di kawasan industri Cikarang yang meliputi kawasan industri East Jakarta Industrial Park (EJIP), kawasan industri Delta Silicon, kawasan industri Hyundai, kawasan industri Jababeka, kawasan industri Delta Mas, serta kawasan industri MM2100.
"Dengan total ekspatriat mencapai 15.000 orang, potensial market rental yang ada di kawasan Cikarang dan sekitarnya sangat kuat sekali," kata Supriantoro.
Kiranya, dengan segala potensinya saat ini dan nanti, tak berlebihan jika Koridor Timur Jakarta menjadi "kue" yang banyak diperebutkan oleh pengembang. Lippo Group misalnya, melalui salah satu unit usahanya, Lippo Homes, sudah lebih dulu meluncurkan proyek anyarnya, Irvine Suites, di tengah kawasan Lippo CBD. Kawasan tersebut menjadi bagian megaproyek Lippo, yaitu Orange County, seluas 322 hektar.
CEO Lippo Homes, Ivan Budiono, kepada Kompas.com pernah mengatakan bahwa ke depan Cikarang akan menjadi center hub di Koridor Timur Jakarta. Untuk itu, Orange County akan dikembangkan dengan konsep kota global senilai Rp250 triliun.
"Irvine Suites sendiri merupakan kondominium yang akan mengawali suatu pengembangan baru terintegrasi di Orange County. Kami akan luncurkan 29 November pekan depan," ujar Ivan, Jumat (21/11/2014) silam.
Hal tersebut diperkuat oleh Direktur PT Jababeka Tbk., Sutedja Sidarta Darmono. Menurut dia, harga lahan dan properti di kawasan Cikarang, under priced, masih di bawah harga pasar, yaitu sekitar Rp 3 juta per meter persegi.
"Padahal, pertumbuhannya demikian pesat. Banyak perusahaan dengan jumlah ekspatriat ribuan yang menjadikan Cikarang sebagai kawasan internasional," ujar Sutedja kepada Kompas.com, Selasa (24/2/2015).
Menurut dia, tahbis Cikarang sebagai kawasan internasional bukan gagah-gagahan, melainkan didukung sejumlah fasilitas berstandar tinggi, mulai kawasan industri sebagai basis ekonomi, infrastruktur jalan (tol, arteri, lingkungan), hingga infrastruktur transportasi, seperti Cikarang Dry Port Railway and Emplacement, dan Stasiun Cikarang.
Sutedja memprediksi, posisi Cikarang bakal sangat vital karena didukung oleh rencana pembangunan dua infrastruktur strategis, yaitu Karawang International Airport, dan Cilamaya Deep New Port, serta proyek Double-Double Track Manggarai-Cikarang yang akan beroperasi 2016.
Selain itu, terdapat lebih dari 1.600 industri yang berasal dari 30 negara yang beroperasi di Kawasan Industri Jababeka. Belum lagi yang membuka pabrik di Delta Silicon, dan East Jakarta Industrial Park (EJIP), MM2100, dan Greenland International Industrial Center (GICC) Kota Deltamas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.