JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor konstruksi berada di urutan keempat penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar dari 9 sektor utama. Pertumbuhan sektor konstruksi selalu lebih tinggi 6,79 persen dari pertumbuhan ekonomi rata-rata yang hanya 5,9 persen.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yusid Toyib, mengungkapkan, saat ini infrastruktur tengah didorong untuk menumbuhkan ekonomi.
Dalam lima tahun ke depan, lanjut Yusid, prediksi total kebutuhan investasi infrastruktur prioritas adalah sebesar Rp 5.452 triliun. Untuk lima tahun ke depan, menurut dia, Indonesia akan menjadi magnet pasar konstruksi yang besar, baik di ranah ASEAN ataupun global.
"Dalam APBN 2015, PUPR mendapat alokasi dana Rp 118 triliun. Hal ini menunjukan pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam menunjang infrastruktur sebagai penunjung sektor lain," ujar Yusid saat membuka Seminar Teknologi Peralatan Pembangunan Jalan Beton Slipform Paver dan Teknologi Pengeboran untuk Menunjang Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia, di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Tiga sektor infrastruktur utama yang akan difokuskan oleh pemerintah adalah konektivitas jalan, sumber daya air dan pemukiman atau perumahan. Namun demikian, pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara masif butuh teknologi tinggi."Misalnya pada pembangunan jalan, baik jalan beton, maupun jalan dalam terowongan, kita membutuhkan peralatan yang dapat mengerjakan secara cepat dengan hasil lebih baik serta ramah lingkungan," kata Yusid.
Ia menambahkan, untuk menyerap anggaran sebanyak Rp 118 triliun ini, perlu ada konsolidasi berbagai elemen pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini, pemerintah melakukan sosialisasi kepada kontraktor atau pihak-pihak yang memiliki teknologi untuk menyiapkan alat-alat canggih supaya mempercepat pembangunan.
"Kalau ada alat-alat baru yang mempercepat pembangunan, misalnya pengeboran yang ramah lingkungan, itu kita perlukan," tandas Yusid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.