JAKARTA, KOMPAS.com - Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar ada pada sektor infrastruktur dan konstruksi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tercatat mendapat jatah Rp 118 triliun.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), tentu memiliki peluang besar untuk mendapatkan tender dari pemerintah. Meski begitu, Wakil Direktur Utama WIKA, Budi Harto mengatakan ada sejumlah tantangan yang dihadapi.
"Pemerintah memang mengalokasikan untuk infrastruktur cukup besar. Karena ini tahun pertama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, banyak penggantian jabatan kementerian, ini menghambat proses tender," ujar Budi usai Rapat Umum Pemegang Saham-Tahunan di Gedung WIKA, Rabu (22/4/2015).
Budi menjelaskan, proyek-proyek alokasi APBN terdiri atas dua macam waktu pelaksanaan. Pertama adalah single year, yang berarti kontraknya hanya berlaku pada satu tahun anggaran saja. Kedua adalah multi years, yang berarti kontrak berlaku lebih dari satu tahun.
Untuk proyek single year, dana dan pembangunannya akan sulit terserap mengingat saat ini sudah akan memasuki bulan kelima tahun 2015. Apalagi, sebagian besar paket program pemerintah belum melalui proses tender.
Jika proyek single year baru tender bulan ini, maka proyek tersebut baru akan mulai kontrak pada akhir Mei atau awal Juni. Artinya, waktu pengerjaan proyek hanya tersisa enam bulan.
"Sangat sulit dikerjakan proyek single year ini. Untuk itu, kami hanya kejar multi years yang jangka waktunya lebih panjang. Supaya bisa mempersiapkan semua dengan baik," jelas Budi.
Pencapaian kontrak baru WIKA pada pekan III April 2015 telah mencapai Rp 4,43 triliun atau 13,99 persen dari target kontrak baru 2015 sebesar Rp 31,64 triliun. WIKA menargetkan tahun ini akan memperoleh total kontrak sebesar Rp 54,39 triliun dan carry over dari tahun sebelumnya sebesar Rp 22,75 triliun.
Komposisi perolehan kontrak baru WIKA tahun ini ditargetkan berasal dari pemerintah sebesar 52,02 persen, BUMN 22,17 persen, dan swasta 25,21 persen.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga minggu ketiga April antara lain Proyek Bendungan Kreureto Aceh Rp 403 miliar, Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Tahap I Rp 355 miliar, Jalan Layang Non Tol (JLNT) Ciledug Rp 351 miliar, Oe-cusse Airport Timor Leste 92 juta dollar AS atau Rp 1,19 triliun, Fantasi Island di Pulau Manis Batam Rp 161 miliar dan Pembangunan Konstruksi Runway Bandara Samarinda Baru Rp 124,2 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.