Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Bisnis Properti Suram, Rumah Murah Tetap Diburu

Kompas.com - 02/04/2015, 09:00 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati bisnis properti diprediksi suram karena sudah berada pada titik jenuh, potensi pasar kelas bawah masih tetap ada. Rumah-rumah dengan harga di bawah Rp 500 juta masih banyak diburu.
 
Marketing Executive Citra Indah, Aryanto, mengatakan, animo pembeli hunian terhadap rumah dengan kisaran harga Rp 150 juta-Rp 500 juta masih tinggi. Rumah seharga ini diincar oleh mereka yang berpenghasilan sekitar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta per bulan.
 
"Animo paling tinggi dari pembeli rumah pertama dengan rentang usia 25 tahun hingga 35 tahun. Pendapatan rerata mereka kan di kisaran Rp 3,5 juta hingga 4 juta per bulannya," ujar Aryanto kepada Kompas.com, saat HousingEstate BTN Property Expo 2015 di Atrium FX Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2015).
 
Aryanto menuturkan, rumah di Citra Indah dengan sekitar Rp 137 jutaan adalah produk yang paling laris dipasarkan.
 
"Setahun terakhir memang paling banyak terjual rumah tipe sederhana. Tahun ini kami juga akan lebih banyak menyediakan hunian tipe tersebut karena pasar sepertinya masih tertarik," lanjut Aryanto.
 
Aryanto menyebutkan, dari 1.000 hunian yang akan dipasarkan di Citra Indah tahun 2015 ini, 40 persennya akan dibentuk menjadi rumah tipe sederhana.
 
"Kami berencana untuk memasarkan 5 klaster tahun 2015 ini. Masing-masing klaster berisi 200 unit. 40 persen dari 5 klaster tersebut kita bentuk tipe sederhana, 30 persen tipe menengah, sedangkan sisanya merupakan rumah mewah," tandas Aryanto.
 
Sebelumnya diberitakan, pasar properti di Indonesia dinilai melambat pada kuartal pertama tahun 2015. Perlambatan disebabkan kondisi pasar yang sedang jenuh dan terlalu tingginya harga properti.
 
"Memang pergerakan pasar properti pada 2014 lambat, namun kuartal pertama tahun ini lebih lambat lagi. Perlambatannya minus 5 hingga minus 8 persen. Saya prediksi akan terus melambat sampai akhir 2015," ujar CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanada kepada Kompas.com, di Bekasi, Sabtu (28/3/2015).
 
Ali mengatakan pasar properti pada tiga bulan pertama 2015 ini mencapai titik paling rendah sejak tahun lalu. Pengembang dianggap salah menyasar pasar karena mengincar kelas atas.
 
"Pasar kita ini sudah jenuh. Ketika hal ini terjadi maka pasar akan terbatas, mereka tidak akan mengalami peningkatan. Apalagi dengan tingginya harga yang dipasarkan pengembang. Pasar Indonesia itu kan dominan kelas menengah tapi pengembangnya justru selalu main di atas," kata Ali.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau