BANDUNG, KOMPAS.com - Keperdulian tidak mengenal ras, agama, suku, dan warna kulit. Ketika sejumlah orang asing bahu membahu mengecat ulang bangunan Sekolah Luar Biasa Ganda yang dikelola Yayasan Bhakti Mitra Utama (SLB-G YBMU), premis tersebut benar adanya.
"Saya ikut mengecat sekolah ini karena perduli sekaligus untuk mengajarkan anak-anak berbagi dengan sesamanya. Ini sangat bagus untuk kami, dan pelajaran hidup yang berharga bagi anak-anak saya," tutur Roger Keane kepada Kompas.com, Ahad (22/3/2015).
Roger berasal dari Australia. Dia datang bersama kedua anaknya yang menempuh pendidikan di salah satu sekolah internasional, Singapura. Masing-masing dari mereka berusia 16 tahun dan 13 tahun.
Demikian halnya dengan Jeff. "Bule" asal Jerman ini jauh-jauh ke SLB-G YBMU yang berlokasi di Baleendah, Kabupaten Bandung, hanya untuk meyapukan kuas cat pada beberapa bidang bangunan sekolah dan asrama serta prasarana pendidikan lainnya.
"Karena saya senang melakukannya. Saya ingin membantu mereka sehingga ruang-ruang kelas ini bisa lebih nyaman digunakan para siswa," ujar Jeff sembari terus mengecat ruang kelas untuk siswa SMP dengan menggunakan kuas.
Roger, dan Jeff merupakan dua dari 35 anggota Team Singapore Family Volunteers yang terjun langsung menjalankan misi sosial kemanusiaan di Indonesia. Bukan sembarang amal (charity), melainkan melalui sebuah riset mendalam yang mereka lakukan selama setahun sebelum merealisasikan donasi berupa dana, tenaga, dan pikiran.
Mereka berkomitmen melakukan pengecatan ulang SLB-G YBMU selama tiga hari sejak Ahad (22/3/2015) hingga Selasa (24/3/2015). Jadwal ini disesuaikan dengan masa libur anak-anak relawan yang mereka ajak.
Koordinator Team Singapore Family Volunteers Janice Hoefert, mengungkapkan, kegiatan berbagi (give back) kepada mereka yang membutuhkan merupakan sebuah kebahagiaan, sekaligus sangat penting.
"Oleh karena itu dalam setiap kegiatan kami berupaya melibatkan anak-anak kami untuk mengajarkan mereka peduli terhadap sesama dan pekerjaan sukarela. Begitupun melalui kegiatan ini kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak di SLB G YBMU begitu berharga," papar Janis.
Selain melakukan pengecatan ulang, Team Singapore Family Volunteers juga mendonasikan dana senilai Rp 140 juta untuk perbaikan kamar mandi, dan 60 ruang kelas SLB-G YBMU.
"Dana tersebut kami kumpulkan dari kegiatan amal, penjualan kerajinan tangan anak-anak kami, sumbangan teman dan keluarga, serta mereka yang perduli," ungkap Janice.
Kegiatan pengecatan ulang SLB-G YBMU ini merupakan kolaborasi antara PT Jotun Indonesia dengan Team Singapore Family Volunteers dalam program "Jotun Warnai Dunia 2015".
"Kami bermaksud memberikan dukungan terhadap Pemerintah Kabupaten Bandung terutama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang nyaman," kata Manajer Penjualan Area Jawa-Bali Jotun Indonesia, Christianto Gunawan.
Pada kesempatan ini, Jotun Indonesia menyumbangkan sejumlah peralatan mengecat, dan produk decorative painting untuk interior dan eksetior dengan warna biru untuk bagian luar asrama, kuning untuk bagian luar gedug sekolah, dan putih untuk interior asrama, dan kelas.
Dengan demikian anak-anak Indonesia terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus bisa menjalankan proses pendidikan yang nyaman dan menyenangkan.
SLB-G YBMU didirikan pada 22 April 1979, dan merupakan sekolah luar biasa bagi penyandang tunaganda pertama di Indonesia.
Sekolah ini dilengkapi dengan asrama untuk menampung anak-anak disabilitas yatim piatu atau pun yang berasal dari keluarga miskin. SLB-G ini khusus menangani anak-anak tuna ganda dengan basis C atau tuna grahita (keadaan keterbelakangan mental).
Ketua YBMU Chandra Sumitro mengharapkan melalui program ini akan semakin banyak pihak yang mau turut serta membantu SLB-G YBMU dalam menyediakan sarana pendidikan bagi anak-anak tuna-ganda di Bandung.
"Jotun Warnai Dunia 2015" merupakan bagian dari program corporate social responsibility Jotun Indonesia yang sebelumnya telah berkontribusi dalam mengecat ulang SD Muhammadiyah Tieng pada 2012 dan dilanjutkan dengan kreasi mural dinding di Kabupaten Buru, Maluku pada 2013. Sementara pada 2014 pengecatan mural dinding di Jl Siliwangi dan Forest Walk Babakan Siliwangi.
"Tahun ini, selain pengecatan SLB-G YBMU, kami juga akan "mewarnai" kota Surabaya, Jawa Timur," tandas Christianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.