Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/03/2015, 19:00 WIB
|
EditorHilda B Alexander
KOMPAS.com - Persaingan ketat antara dua kota dunia, London (Inggris) dan Hongkong (Tiongkok) kian panas. Keduanya terus berlomba menjadi nomor wahid di dunia. Khusus di sektor perkantoran, London dan Hongkong kerap berganti posisi.

Namun, dalam tiga tahun terakhir, London boleh menepuk dada. Kota ini, menurut riset Cushman and Wakefield, menempati peringkat pertama termahal di jagat raya. Tahun 2014, harga sewa perkantoran di kawasan bisnis atau central business district (CBD) West End meningkat 4,6 persen lebih mahal ketimbang tahun 2013.

Namun, lonjakan harga tersebut masih jauh lebih rendah 13 persen daripada pencapaian pada 2007. Terbatasnya pasokan tahun ini, dalam perhitungan Cushman and Wakefield, justru akan memicu pertumbuhan harga lebih tinggi.

Head of Cushman & Wakefield London, George Roberts, mengatakan, sebagai kota global London bakal terus menarik bisnis internasional. Perusahaan-perusahaan ini menajdikan ibu kota Inggris tersebut sebagai basis utama dan batu loncatan untuk "menguasai" eropa.

"Seiring membaiknya kondisi ekonomi Inggris, bakal menstimulasi permintaan perkantoran lebih tinggi pada tahun 2015. Karena pasokan tidak mencukupi, kami prediksikan pertumbuhan harga sewa bakal terus berlanjut," tutur Roberts.

Cushman and Wakefield Harga sewa perkantoran per meter persegi selama tahun 2014.
Saat ini, harga sewa perkantoran di West End London, mencapai 2.344 Euro atau ekuivalen dengan Rp 34 juta per meter persegi per tahun.

Sementara harga sewa perkantoran di CBD Hongkong berada pada level 1.636 Euro atau setara Rp 23,7 juta per meter persegi per tahun.

Di luar London, dan Hongkong, peringkat berikutnya adalah New York dengan sewa 1.162 Euro per meter persegi per tahun, Rio de Janeiro dengan sewa 1.150 Euro per meter persegi per tahun, dan New Delhi dengan 1.064 Euro per meter persegi.

Secara umum, aktivitas sewa perkantoran global meningkat 7 persen pada tahun 2014, lebih dari tiga persen kenaikan tahunan gabungan sejak 2010.

"Tantangan bagi penyewa bukan hanya dari segi fundamental properti, tetapi juga risiko geopolitik yang sebagian sedang mengalami hal-hal tak terduga. Faktor-faktor ini sedang dimanfaatkan oleh beberapa penyewa untuk bernegosiasi demi mendapatkan angka lebih fleksibel dengan jangka sewa tertentu, terutama di pasar-pasar dengan kondisi pasokan berlebih," pungkas Roberts.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+