Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan "BI Rate" Tak Pengaruhi Permintaan Properti

Kompas.com - 24/02/2015, 19:28 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin dianggap tak akan begitu memengaruhi pasar properti saat ini. Pasalnya, Perbankan di Indonesia masih memberikan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) yang cukup tinggi.

Dengan demikian, pengaruhnya tidak terlalu signifikan, terutama pada pembelian properti yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ketua DPD Real Estat Indonesia DKI Jakarta, Amran Nukman, mengatakan turunnya BI Rate tidak akan berberkontribusi dalam mendorong  pertumbuhan pada perkembangan pasar properti di Indonesia.

"Sebaliknya, akan berpengaruh sangat besar, bila bank bisa memberikan suku bunga sebesar 5 persen atau lebih rendah. Saat ini, bank masih memberikan suku bunga KPR yang cukup tinggi dan memberatkan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," tutur Amran kepada Kompas.com, Selasa (24/2/2015).

Dia melanjutkan, jika bank bisa memberikan suku bunga KPR untuk MBR sebesar 5 persen atau lebih rendah, maka itu baru bisa disebut sangat memengaruhi pasar properti. Suku bunga KPR yang sekarang masih cukup tinggi, berada pada kisaran 11 persen hingga 14 persen. Nah, perubahan suku bunga KPR akan turun hanya sebesar 0,75 persen sampai 2 persen saja akibat turunnya BI Rate.

Hal senada disampaikan Direktur Pemasaran Perumnas, Muhammad Nawir. Menurut Nawir, penurunan BI Rate tak memberikan pengaruh apa pun terhadap penjualan properti Perumnas. Ini karena perbankan tak menunjukkan reaksi positif dengan melakukan penurunan suku bunga KPR yang besar.

“(Turunnya BI Rate) relatif tidak berpengaruh. Bagi segmen MBR kan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP) tetap pada angka 7,5 persen. Sedangkan untuk KPR reguler tiap perbankan kemungkinan hanya turun 0,5 persen–1 persen,” kata Nawir.

Meski begitu, Nawir tak membantah bila permintaan produksi untuk perumahan akan tetap bertambah.

“Penjualan rumah akan tumbuh karena meningkatnya permintaan, meski tidak besar. Akan ada upaya penggenjotan produksi perumahan jika permintaan konsumen atas perumahan meningkat akibat penurunan BI Rate sampai 5 persen,” tandas Nawir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau