"Apa yang menjadi bagian dari porsi ke-PU-an (pekerjaan umum), menyangkut kawasan industri yang terkait infrastruktur jalan, penyediaan air, dan juga permukiman akan kami dukung. Apa pun bentuknya, bisa kawasan industri khusus, kawasan industri terintegrasi, ataupun kawasan ekonomi khusus, selama dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua, kami dukung," tegas Menteri Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, kepada Kompas.com, di Bandara Halim Perdana Kusuma, usai kunjungan lapangan ke Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak, 14-15 Februari 2015.
Untuk diketahui, Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono dan Menteri ESDM Sudirman Said berbagi peran melakukan peninjauan langsung kondisi Papua terkait rencana pembangunan smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang). Setelah peninjauan dilanjutkan dengan pertemuan tertutup antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Freeport Indonesia yang menghasilkan beberapa kesepakatan.
Pada
poin kedua kesepakatan, disebutkan bahwa smelter yang akan dibangun merupakan bagian dari pengembangan kawasan industri yang dikembangkan pemerintah daerah, Provinsi Papua maupun Kabupaten Timika. Kementerian PU-PR akan mendukung penyiapan kawasan dan mencocokkan dengan rencana tata ruang nasional. “Untuk rencana pembangunan smelter ini Kementerian PU-Pera akan memberikan dukungan sepenuhnya dalam rangka tidak hanya membangun smelternya saja, tetapi sebagai salah satu aspek dari kawasan industri yang akan dibangun di Timika,” kata Basuki.Ada pun bentuk dukungan untuk kawasan industri tersebut adalah berupa jalan akses menuju kawasan, penyediaan air, dan perumahan. Anggarannya sendiri saat ini belum disusun.
Sedangkan pada poin ketiga kesepakatan disebutkan bahwa PT Freeport Indonesia juga akan mendukung sepenuhnya upaya menerobos wilayah-wilayah sulit di Papua.
"Untuk rute Grasberg-Ilaga telah didiskusikan dengan Freeport, dan mereka menyatakan dukungannya, kalau tidak mungkin terbuka untuk umum, maka khusus untuk jalur logistik Timika-Grasberg-Ilaga,” tambah Basuki.
Dia mengungkapkan, Kementerian PU-PR sudah memiliki detail desain dari Grasberg ke Ilaga, namun akan mengulas kembali agar lebih optimal. Karena di salah satu lokasi yang dilintasi, masih memerlukan pengembangan terowongan atau memotong tebing setinggi 100 meter.
"Kami akan review kembali, supaya lebih optimal, ada beberapa ruas jalan yang memerlukan terowongan atau dengan pemotongan tebing setinggi 100 meter. Dengan adanya perubahan desain akan lebih nyaman dan aman,” tandas Basuki.
Grasberg berada pada ketinggian 4.200 meter di atas laut sedangkan Ilaga ada pada posisi 2.100 meter di atas laut. Kondisi ini mengharuskan penciptaan cara dan metode pembangunan jalan yang efektif dan tepat agar jalan tidak terlalu curam maupun landai. Pasalnya, untuk membangun jalan ada kriteria desain yang kecuramannya tidak boleh lebih dari 15 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.