Arus kendaraan macet sepanjang tiga kilometer sejak pintu keluar (exit toll) Tol Cibubur hingga gerbang perumahan Kota Wisata. Sementara arus sebaliknya dari arah Cileungsi menuju Cibubur justru ramai lancar.
Kendaraan berbagai jenis, mulai dari sedan, truk, bus, minibus, minivan, hingga motor tumpah ruah dan menyesaki jalan yang dibangun pada kurun 1994-1996 tersebut.
Selain padatnya kendaraan, arus lalu lintas tersumbat karena terdapat perbaikan saluran air atau drainase yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera). Pekerjaan perbaikan drainase yang dimulai sejak pertengahan tahun 2014, belum juga rampung.
Terlebih dengan momentum pergantian tahun ini, kemacetan Jalur Transyogie kian parah. Pasalnya, warga Cibubur, Cikeas, Ciangsana, dan Cileungsi punya satu tujuan yang sama yakni menyambut tahun baru dengan menyaksikan pertunjukan kembang api yang biasanya digelar di perumahan-perumahan elite macam Kota Wisata, Legenda Wisata, atau CitraGran.
"Saya mau lihat kembang api. Biasanya di Kampung China, Kota Wisata, ada. Jadi walau gerimis begini, saya ke luar rumah, datang ke sini," ujar Khairun Nisa, warga Ciangsana, Gunung Putri, kepada Kompas.com, Rabu (31/12/2014).
Nisa membonceng motor pacarnya. Mereka bersama ratusan warga lainnya berbondong-bondong mendatangi Kampung China, atau sekadar duduk-duduk di taman menyaksikan kembang api yang dinyalakan penghuni klaster-klaster perumahan Kota Wisata secara individual.
"Biasanya sih, Kampung China bikin. Kami biasa lihat kembang api di sini. Mungkin karena hujan ya, jadi belum ada aktivitas. Kami terpaksa keliling perumahan," timpal Ahmad, warga Narogong yang datang bersama kakaknya.