KOMPAS.com - Tak bisa tidak, 2014 bukan cuma disebut tahun politik, melainkan juga tahun bencana di Indonesia. Banjir, tabrakan, tanah longsor dan hilangnya pesawat terlihat sangat mengerikan dan penuh kesedihan.
Bencana banjir di Bandung dan tanah longsor terjadi di kota Banjarnegara baru–baru ini begitu memilukan. Belum usai kedua musibah itu pergi, berita buruk lain datang. Pesawat AirAsia QZ8501 dilaporkan hilang kontak dengan menara Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/12/2014).
Ihwal hilangnya pesawat tersebut tasanya tidak masuk akal. Karena di tengah tahun ini pun pesawat dari maskapai Malaysia Airlines, MH370, lebih dulu mengalami musibah. Plus, dunia ikut geger akibat tertembaknya MH17 yang juga milik maskapai Malaysia Airlines.
Belum cukup semua insiden itu terjadi. Peristiwa lainnya adalah TransAsia Airways GE222 tipe ATR, yang jatuh di Pulau Penghu, Taiwan, Rabu (23/7/2014) lalu. Pesawat tersebut mengangkut 54 orang dengan empat kru menuju Taiwan selatan, Kaohsiung, menuju Pulau Makong. Cuaca buruk menjadi alasan mengapa pesawat tersebut jatuh.
Kajian Fengsui dan Ba Qi
Apa yang sebenarnya terjadi? Malang tak dapat ditolak, mujur tak bisa diraih, begitu kata pepatah.
Namun, bila menyimak pembahasan edisi terdahulu, yaitu pembahasan bahwa 2014 merupakan Tahun Shio Kuda dengan elemen Bumi adalah Logam atau Emas dan elemen Langit adalah Kayu, maka sejumlah hal tentang kejadian tersebut bisa kita petik hikmahnya. Hikmah dari ajaran pendahulu atau leluhur kita. Baca: Menuai Rezeki atau Bencana, Inilah Tahun Kuda Kayu.
Tahun 2014 adalah tahun shio Kuda yakni “Kuda dalam Awan” atau dalam bahasa Mandarin “Ciak U Nien Sen”. Jika menyimak ajaran leluhur dalam skrip ilmu China Kuno, banyak sekali terdapat makna kalimat di dalam kalimat atau kata di dalam kata yang bisa diartikan jauh lebih dalam. Baca: Pesan Fengsui: Waspada... 2014 Memang Tahun Bencana!
Namun, hal tersebut biasanya hanya dimengerti oleh orang yang belajar tentang bahasa mandarin. Bahasa ini biasanya dibaca dari kanan ke kiri atau menurun atau seperti garis silang, bukan seperti bahasa Indonesia yang bacanya dari kiri ke kanan.
Syair yang tertuang pada skrip bahasa mandarin tentang ilmu China Kuno mempunyai arti harfiah sangat mendalam. Hal itu tak ubahnya dengan ilmu Jawa Kuno atau Pawukon Jawa.
Banyak yang mungkin masih bingung mengapa setiap orang mempunyai shio di hari kelahiran yang berbeda–beda. Shio berlaku untuk semua orang, suku, ras dan kalangan berbeda–beda. Shio diibaratkan dengan 12 macam binatang yang dapat diartikan sangat dalam ketika kita berbicara tentang karakter manusia. Artinya juga akan sangat dalam bila kita mengkajinya dengan kejadian setiap tahun.
Kembali ke 2014, ini adalah tahun yang melambangkan tahun shio Kuda. Shio tersebut dilambangkan dengan binatang Kuda. Bila kita menyimak kehidupan jaman dahulu kala, kuda dijadikan sebagai sarana transportasi untuk bepergian jauh. Tanpa kuda, seseorang hidup seperti tidak punya kaki untuk langkah seribu. Zaman dahulu, bila punya kuda, maka kehidupannya tergolong cukup lumayan berkelas alias tergolong middle up.
Kejadian bencana yang terbanyak dan menghebohkan hingga saat ini banyak terjadi pada masalah transportasi yang identik dengan shio Kuda. Kejadian hilangnya pesawat yang ukurannya sangat besar membuat sejumlah kalangan bertanya-tanya. Hal itu juga terjadi ketika pada edisi terdahulu dengan skrip ilmu China Kuno yang berbunyi "Kuda dalam awan".
Pada saat edisi terdahulu itu disebutkan bahwa banyak sekali yang heran dengan alasan ditulisnya judul “Kuda dalam awan”. Pada saat yang sama, ada sebuah kajian mendalam yang mungkin merupakan gambaran tentang hilangnya pesawat dan wan itu adalah langit yang tak berujung. Nah, inilah yang terjadi di era milennium saat ini.