Menurut perencana kota, Emil Elestianto Dardak, Situ Rawa Besar bisa dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan bisnis baru atau central business district (CBD). Kawasan danau ini berada di lokasi yang sangat strategis dan dekat dengan Terminal Depok.
"Gedung-gedung yang nantinya dikembangkan di CBD sekitar danau ini, tidak perlu dirancang dengan ketinggian di atas 150 meter. Gedung-gedungnya cukup dibangun empat sampai lima lantai supaya lebih ramah terhadap lingkungan," tutur Emil usai diskusi Urban Civic Development, kepada Kompas.com, Minggu (28/12/2014).
Gedung-gedung low rise tersebut, tambah Emil, cocok bila diisi dengan kegiatan industri kreatif untuk mengakomodasi dan mengembangkan potensi anak-anak muda di Depok. Selain bisa memajukan ekonomi Depok sendiri, CBD ini bisa menarik anak-anak muda yang kebanyakan berkiprah di jalanan, misalnya pengamen.
Untuk pembangunan CBD ini, tahap awalnya, harus dibentuk rencana induk terlebih dahulu. "Perencanaan itu hakikatnya mengenai detil tata ruang dan lanskap. Sekarang sudah ada teknologi 3D picture, supaya masyarakat juga tahu," kata Emil.
Pengembangan CBD ini, kata Emil, nantinya sejalan dengan rencana pengembangan ruang terbuka hijau (RTH). Menurut dia, RTH bukan berarti suat kawasan dibiarkan menjadi hutan. "Kawasan harus bisa menghasilkan dan meningkatkan perekonomian dan dikelola dengan pengendalian secara teratur," kata Emil.
Rencana tata ruang pengembangan Situ Rawa Besar, memerlukan dua tahap. Emil menyebutkan, pada tahap pertama, pembangunan terfokus pada lahan seluas 50 hektar. Sementara tahap kedua, dibuat jalan terusan dari selatan dan utara Situ Rawa Besar yang mengarah ke Stasiun Pondok Cina dan Depok Baru.
Menurut perhitungan Emil, rencana induk tahap pertama, memakan waktu dua setengah tahun, termasuk pembebasan lahan. Sementara pengembangannya memakan waktu tiga tahun hingga lima tahun.
"Kawasan ini bisa jadi kawasan strategis nasional karena dekat dengan stasiun. Kalau bisa terlaksana, sentralisasi tidak lagi ke Jakarta. Kantor-kantor di Jakarta bisa juga dipindahkan ke sini," pungkas Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.