JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pusat belanja pada 2015 yang akan datang akan serba terbuka. Dalam arti, baik desain gedungnya, dan penyewa yang mengisinya, dirancang terbuka. Sehingga seluruh aktivitas yang terjadi selama jam kunjungan dapat terlihat secara kasat mata oleh para pengunjung.
Demikian rangkuman pendapat pelaku bisnis dan industri pusat belanja kepada Kompas.com, dalam berbagai kesempatan berbeda.
Menurut CEO Ciputra Group, Candra Ciputra, pusat belanja atau ruang ritel pada umumnya akan didesain serba terbuka. Terlebih pusat belanja untuk kalangan atas yang mengakomodasi kebutuhan untuk tampil dalam proses sosialisasi di antara sesamanya.
"Konsep open mall dan outdoor activities akan menjadi tren tahun depan dan sangat dibutuhkan oleh mereka yang tinggal di apartemen-apartemen dengan tawaran one stop living concept. Demikian halnya dengan pusat belanja mewah sekalipun, terbuka adalah pakem baru," jelas Candra, Rabu (18/11/2014).
Hal tersebut diamini Associate Director Retail Service Colliers International Indonesia, Steve Sudijanto. Menurut dia, konsep aktivitas luar ruang akan dibawa ke dalam perspektif pusat belanja. Konsep aktivitas luar ruang tersebut mencakup hobi, keluarga, olahraga, atraksi, hiburan, dan lain sebagainya.
"To see and to be seen people adalah prinsip yang harus dipegang oleh pengembang maupun pengelola pusat belanja. Bahwa orang datang ke mal bukan sekadar untuk berbelanja, melainkan untuk eksistensi, sosialisasi, bisnis dan juga gaya hidup," tandas Steve.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menimpali, pusat belanja adalah sarana mengaktualisasikan diri, menunjukkan simbol status sosial dan ekonomi, serta pertukaran informasi.
"Jadi, jangan heran jika tahun-tahun mendatang orang-orang kaya transaksi ratusan miliar atau triliunan rupiah juga dilakukan di mal. Mereka tak segan lagi datang ke mal pakai mobil supermewah, karena mal mewah yang ada di Jakarta pun bertambah," ujar Ali.
Candra menambahkan, PT Ciputra Property Tbk akan mengembangkan mal supermewah dalam area pengembangan Ciputra World 2 Jakarta (CW2J). Mal supermewah ini sesuai dengan pangsa pasar yang dibidik CW2J yakni kalangan atas yang masuk kategori ultra high networth individuals (UNHWI).
"Mal ini akan melayani penghuni di Raffles Residence dan juga tamu-tamu Raffles Hotel sebagai apartemen dan hotel paling mewah di Jakarta, bahkan di Indonesia. Konsep mal ini dirancang serba terbuka dengan dominasi peritel kuliner berkonsep fine dining dan juga fashion kelas butik," buka Candra.
Dengan begitu, kata Ali, peritel pun harus mengikuti standar pengembang dan pengelola mal. Kali ini, bukan peritel yang bisa menentukan standardisasi konsep dan kelas mal yang akan mereka masuki. Melainkan pengembang dan pengelola yang akan melakukan seleksi ketat.
Seleksi peritel
Hal senada dikatakan Deputy General Manager The Plaza Balikpapan dan Borneo Bay Mall, Aries Adriyanto berpendapat senada. Menurutnya, seleksi terhadap peritel akan sangat menentukan sukses tidaknya klasifikasi sebuah mal.
Lini pertama (first liner) dari para peritel, kata Aries, akan menempati mal dengan kelas lebih tinggi, sedangkan lini kedua dan ketiga (second dan third liner) akan ditempatkan di mal dengan kelas lebih rendah.
"Realisasi konsep sangat berkaitan erat dengan pemilihan tenant atau penyewa. Untuk kelas Balikpapan sendiri, kami menyasar pangsa pasar menengah ke atas. Untuk itu, kami berani menggandeng Sogo Department Store sebagai anchor tenant dan 25 peritel naungan Mitra Adi Perkasa (MAP) lainnya untuk mengisi Borneo Bay Mall," beber Aries, Minggu (30/11/2014).
Dia melanjutkan, dipilihnya para peritel first liner dari MAP tersebut supaya sesuai dengan konsep mal yang rencananya akan dibuka untuk publik pada pertengahan 2017 mendatang. Sementara second liner menempati The Plaza dan Gourmette Tower.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.