Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2014, 20:30 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Para pengembang perumahan di Bandung hingga saat ini memilih bersikap menunggu terkait isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pengembang belum mengambil keputusan.

"Mau tidak mau, kenaikan BBM akan mendorong kenaikan harga bahan bangunan. Makanya, banyak pengembang wait and see," ujar pemilik PT Tujuh Pilar Sarana, Ferry Sandiyana, Rabu (5/11/2014).

Ferry menjelaskan, kenaikan harga bahan bangunan akan mendorong naiknya harga hunian. Melihat pengalaman yang lalu, menurut dia, kenaikan harga BBM kali ini akan memicu kenaikan harga hunian sekitar 10 persen hingga 15 persen.

Namun demikian, lanjut Ferry, pengembang tidak akan menaikkan harga jual hunian karena hanya akan memperlambat penjualan. Dia memperkirakan, kondisi akan kembali normal setelah 2-3 bulan pasca-kenaikan BBM bersubsidi.

"Kami khawatir daya beli masyarakat akan melemah," terangnya.

Selain soal kenaikan harga BBM bersubsidi, Ferry melihat pemerintahan baru lebih berpihak kepada sektor properti, khususnya perumahan rakyat. Untuk itu, dia berharap pemerintah memberikan dukungan melalui kebijakan karena bagaimanapun pengembang membutuhkan insentif dari pemerintah.

Ferry mengatakan, meski dibayangi oleh kenaikan harga bangunan, pihaknya tidak akan mengubah rencananya meluncurkan Grand d’Pillar. Residensial bertipe menengah itu membidik segmen keluarga baru.

"Di atas lahan satu hektar ini akan berdiri 67 unit bangunan, terdiri dari 42 unit tipe 38/78 dan 25 unit tipe 48/91. Letaknya di Ciganitri, Bojongsoang, Bandung," ujarnya.

Sebelumnya di Kompas.com, Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI), Theresia Rustandi, mengatakan bahwa isu yang tidak jelas berpengaruh terhadap pasar, salah satunya isu kenaikan harga BBM.

"Walaupun baru isu, tapi sudah ada beberapa yang menaikkan harga. Ini membuat pasar tidak stabil," ujar Theresia di Jakarta, Sabtu (1/11/2014) lalu.

Theresia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak dapat memberi ketegasan soal kenaikan BBM ini. Isu yang beredar itu, lanjut Theresia, membuat suplier dan vendor mengantisipasi harga bahan bangunan. Dia khawatir, saat kenaikan harga BBM benar-benar terjadi, akan ada kenaikan harga kembali.

"Pemerintah, semua pihak, jangan menyebarkan isu. Kalau belum pasti tanggalnya, jangan diberi tahu dulu," kata Theresia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com