Hanya, menurut Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Sanny Iskandar, Kabupaten Karawang masih memiliki lahan sawah produktif yang melimpah. Jadi pengembangan KI harus diupayakan di lahan yang tidak produktif dan tidak boleh berada di lahan pertanian.
"Untuk itu, pemerintah daerah harus betul-betul kritis khususnya dalam menetapkan lokasi-lokasi dengan peruntukan KI saat membuat Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW)," kata Sanny kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2014).
Tahun ini, ada beberapa KI yang sedang dipersiapkan. Di antaranya adalah Artha Industrial Hills yang dikembangkan Artha Graha Network melalui PT Canggih Bersaudara dan PT Danasia dan Kawasan Industri T1 yang digarap PT Acquire Universal Advantage Land Development (PT AUA Development), pengembang asal Taiwan.
PT Canggih Bersaudara dan PT Danasia menginvestasikan dana senilai Rp 1,5 triliun untuk mengembangkan Artha Industrial Hills seluas 390 hektar. Konstruksi dilakukan secara bertahap mulai Sabtu 31 Mei 2014 lalu.
Sementara PT AUA Development membeli lahan dari PT Alam Makmur Indah seluas 216 hektar dengan nilai di atas Rp 1 triliun. Mereka membangun KI T1 untuk menampung investasi dan 120 perusahaan asal Taiwan.
T1 diharapkan dapat menghasilkan nilai produksi tahunan sebesar 30 juta dollar AS atau setara Rp 365,2 miliar.
Karawang Barat sendiri merupakan bagian dari kawasan-kawasan industri modern yang sedang tumbuh dan berkembang saat ini.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Kabupaten Karawang, Hanafi, mengatakan alokasi lahan KI di Karawang seluas 20.000 hektar. Dari total izin 19 KI yang dikeluarkan pada 1999, baru 6 kawasan industri yang sudah beroperasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.