Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang melaporkan hal tersebut, Kamis (18/9/2014) kemarin. Harga tanah di Tokyo, Osaka, dan Nagoya rata-rata naik 0,8 persen pada Juli lalu, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 0,1 persen.
Laporan tersebut juga memaparkan, bahwa permintaan properti telah meningkat, menyusulBank of Japan yang telah melonggarkan kebijakan moneternya. Sementara itu, ekspektasi peningkatan pembangunan infrastruktur menjelang Olimpiade 2020 di Tokyo ikut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi negara itu.
Berdasarkan perkiraan oleh Deutsche Asset & Wealth Management, harga real estat tercatat meningkat sekitar 20 persen sejak Perdana Menteri Shinzo Abe menjabat sekitar dua tahun lalu.
"Pasar real estat tetap kuat berdasarkan permintaan riil dan yang sedang tercatat dalam data harga tanah," kata Hirotaka Sugiyama, Presiden Eksekutif Mitsubishi Estate Co, salah pengembang properti terbesar di Jepang.
Harga residensial
Survei tanah tahun Jepang mencatat, tahun ini nilai tanah untuk perumahan di daerah metropolitan tiga terbesar di Jepang naik 0,5 persen. Hal itu membalikkan keadaan dari penurunan 0,1 persen pada tahun sebelumnya. Nilai tanah komersial di kota-kota naik 1,7 persen dibandingkan dengan kenaikan 0,6 persen pada tahun sebelumnya.
Harga nasional untuk lahan komersial turun 1,1 persen, sementara harga tanah untuk properti residensial turun 1,2 persen, menurut laporan tersebut. Sebaliknya, di daerah metropolitan Tokyo, harga tanah komersial naik 1,9 persen, sementara nilai tanah perumahan naik 0,6 persen.
"Kami melihat adanya revitalisasi pasar investasi real estat," kata Akira Mori, CEO pengembang Mori Trust Co.
"Kami melihat konsentrasi permintaan untuk properti besar ada di pusat kota Tokyo. Kecenderungannya akan terus berlanjut," tambahnya.
Adapun bagian paling mahal dari properti komersial tetap didominasi di distrik perbelanjaan Ginza, Tokyo, senilai 22.600.000 yen atau setara Rp 2,4 juta per meter persegi (10.76 meter persegi). Harga tanah membukukan kenaikan 11 persen dari tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.