Demikian dipaparkan portal properti yang berbasis di London, Rightmove Plc, dalam survei harga rumah bulanannya, Senin (15/9/2014). London akan menjadi "tujuan logis" dalam penciptaan lapangan kerja tambahan dan permintaan akan hunian.
Laporan Rightmove tersebut menunjukkan adanya permintaan harga rumah di London yang naik 0,9 persen pada September dari Agustus. Kenaikan tersebut mengakhiri kondisi permintaan yang selama tiga bulan belakangan menurun.
Pekan lalu, Royal Bank of Scotland Group Plc dan Lloyds Banking Group Plc mengatakan bahwa mereka berencana memindahkan basis mereka ke Inggris jika Skotlandia menyatakan diri untuk lepas dari Inggris pada referendum 18 September nanti.
"Menurunnya jumlah pembeli asing dapat digantikan oleh sebagian individu dan perusahaan yang bergerak keluar dari Skotlandia secara independen," kata Miles Shipside, Direktur Rightmove.
Sebelumnya, pasar properti London memang telah menunjukkan tanda-tanda pendinginan dalam beberapa bulan terakhir. Rightmove mengatakan, rata-rata harga yang diminta di ibukota Inggris itu sekarang mencapai 5,9 persen di bawah puncaknya pada Mei lalu. Perlambatan itu sebagian akibat lonjakan harga sejak awal 2013. Selain itu, banyak pembeli asing terpukul dengan kenaikan pajak dan menguatnya pound sterling.
Rightmove juga mengatakan, rata-rata harga yang diminta untuk rumah di Inggris dan Wales naik 0,9 persen pada September lalu dan naik 7,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di London, tawaran harga mencapai 906 ribu dollar AS atau setara Rp 10 miliar lebih atau dua kali lipat dari harga rata-rata di Inggris. Angka itu naik 13 persen dibandingkan tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.