Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2014, 12:12 WIB
|
Editor M Latief


KOMPAS.com - Arsitektur Paul Masi, pemilik perusahaan arsitektur Bates-Masi, membeli tanah seharga 840 ribu dollar AS untuk membangun kediaman bagi keluarganya pada 2 tahun lalu. Di rumah yang ia bangun sendiri itu, Masi tinggal bersama istrinya, Liz, dan ketiga anaknya.

Masi mengatakan, bahwa di rumahnya semua pergerakan, bahkan yang sekecil apapun, dapat terdengar jelas. Mengapa begitu?

Reporter Nytimes sempat mengunjungi rumahnya bertepatan dengan hari libur di Hamptons. Suasana saat itu didominasi antrean panjang kafe, macet yang panjangnya berkilo-kilo meter, serta keramaian di sekitar Times-Square. Namun, di dalam kediaman Masi, sama sekali tidak terdengar bising apa pun. Kediamannya sunyi senyap. Suara yang terdengar hanya kicauan burung.

"Ketika Anda keluar dan menuju jalan, Anda baru benar-benar mendengar bising kemacetan. Di sini, Anda tidak akan menemukan itu," kata Masi.

"Hilangnya" suara-suara itu adalah akibat dari desain rumah Masi. Untuk mengantisipasi masalah kebisingan, Masi memulai studinya tentang suara, mempelajari kembali proyek-proyek lamanya, dan mempelajari bagaimana suara mempengaruhi ruang.

Masi dan istrinya berdiskusi tentang bagaimana suasana rumah yang mereka inginkan. Mereka pun sadar, bahwa apa yang mereka tidak sukai dari rumah terdahulunya adalah karena dekat area hutan. Rumah mereka sebelumnya menggunakan tembok Sheetrock dan lapisan kaca keras.

"Kami sadar, kami tidak suka menghibur beberapa kelompok orang, karena mereka lebih ramai dari kami," kata Masi.

Untuk rumah barunya, Masi membuat tembok bertingkat yang diawali dengan mendirikan tembok sepanjang eksterior. Tembok tersebut bertujuan untuk menghalau suara. Untuk material bangunan, dia menggunakan beton yang dicor. Beton tersebut dilapisi juga dengan papan kayu cemara sehingga rumah menyatu dengan lingkungan.

Rumah seluas 297,29 meter persegi itu terdiri dari dua lantai. Untuk membangunnya, Masi menghabiskan biaya hampir 2 juta dollar AS atau setara Rp 22 miliar.

Di dalam rumah itu terdapat fitur unik, yakni sebuah perangkat audio. Anak tangga, misalnya, jika diinjak akan memunculkan bunyi berbeda sesuai frekuensi seseorang yang menginjaknya. Semakin ke atas, bunyinya akan menebal. Sebaliknya, semakin ke bawah, bunyinya akan semakin mengecil.

Tembok rumah pada ruang tengahnya diselimuti lapisan berbulu abu-abu dengan papan kayu cemara yang dihubungkan dengan metal bracket. Ternyata, lapisan bulu itu membantu menyerap suara ketika tembok kaca tertutup, dan papannya bisa disesuaikan, bahkan dipindah-pindahkan.

Dibuat tersembunyi

Masi memiliki alasan lain dalam bereksperimen dengan suara. Sebagai arsitek modern, dia ingin menyangkal pandangan umum yang mengatakan bahwa modern itu dingin.

Di rumah Masi, terdapat kehangatan yang terasa jelas, karena kayu cemara dan oak menyelimuti interior ruangan, dan penggunaan material yang stylish seperti marmer putih (pada kamar mandi utama) dan baja lapuk (pada tangga dan sekitar perapian). Meski begitu, rumahnya tidak dapat terlepas dari anggapan dunia modern lainnya, yakni kehampaan.

Pada ruang tengah, terdapat sedikit sekali furnitur, selain sebuah meja beberapa bangku. Sepasang tangga di ruang tidur juga dihias dengan sederhana. Bahkan, kamar tidur anak-anak mereka, anehnya, sama sekali tidak terlihat berantakan.

Begitu juga dengan dapurnya. Tak ada piring kotor, tidak terlihat peralatan memasak, bahkan tidak ada tanda-tanda makanan pernah disiapkan atau dikonsumsi di sana. Ternyata, peralatan tersebut disimpan dalam sebuah lemari kaca, yang menyimpan seluruh realitas kehidupan domestik mereka.

"Semuanya dibuat tersembunyi," kata Masi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tahap Pertama, 8.559 Unit Rumah Tak Layak Huni di Jabar Akan Dibedah

Tahap Pertama, 8.559 Unit Rumah Tak Layak Huni di Jabar Akan Dibedah

Berita
Transaksi Tol Non-tunai Tanpa Setop MLFF Batal Diuji Coba 1 Juni 2023

Transaksi Tol Non-tunai Tanpa Setop MLFF Batal Diuji Coba 1 Juni 2023

Berita
Antasari Place Segera Tutup Atap, Konsumen Diminta Patuhi Perjanjian

Antasari Place Segera Tutup Atap, Konsumen Diminta Patuhi Perjanjian

Berita
Kabupaten Batang Punya Ribuan Rumah Murah Rp 150 Jutaan, Ini Pilihannya (II)

Kabupaten Batang Punya Ribuan Rumah Murah Rp 150 Jutaan, Ini Pilihannya (II)

Berita
Lamudi Akan Bantu Tingkatkan Kompetensi Digital Agen Properti Harcourts

Lamudi Akan Bantu Tingkatkan Kompetensi Digital Agen Properti Harcourts

Berita
Kabupaten Batang Punya Ribuan Rumah Murah Rp 150 Jutaan, Ini Pilihannya (I)

Kabupaten Batang Punya Ribuan Rumah Murah Rp 150 Jutaan, Ini Pilihannya (I)

Perumahan
Kerjakan Proyek Tanggul di NTB, Waskita Dapat Dana Rp 112 Miliar

Kerjakan Proyek Tanggul di NTB, Waskita Dapat Dana Rp 112 Miliar

Berita
Kelar Februari 2024, Gedung GIK UGM Bakal Punya 8 Zona, Ini Kelengkapannya

Kelar Februari 2024, Gedung GIK UGM Bakal Punya 8 Zona, Ini Kelengkapannya

Berita
Kecepatan Kereta Api Meningkat Per 1 Juni, Daop 2 Bandung Minta Masyarakat Hati-hati

Kecepatan Kereta Api Meningkat Per 1 Juni, Daop 2 Bandung Minta Masyarakat Hati-hati

Berita
Beres Dipersolek, Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan dan Lapangan Cindua Mato di Sumbar

Beres Dipersolek, Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan dan Lapangan Cindua Mato di Sumbar

Berita
[POPULER PROPERTI] Mengenal HPL, Hak Atas Tanah GBK yang Dituntut Pontjo Sutowo

[POPULER PROPERTI] Mengenal HPL, Hak Atas Tanah GBK yang Dituntut Pontjo Sutowo

Berita
Juli 2023, Pembangunan Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim Dimulai

Juli 2023, Pembangunan Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim Dimulai

Hunian
Ini Material Furnitur Terbaik untuk Teras Rumah Minimalis

Ini Material Furnitur Terbaik untuk Teras Rumah Minimalis

Tips
Pengembang Keluhkan Aplikasi Justisia, Rentan Dimanfaatkan Mafia Tanah

Pengembang Keluhkan Aplikasi Justisia, Rentan Dimanfaatkan Mafia Tanah

Berita
Tak Hanya untuk Memasak, Garam Dapur Juga Efektif Singkirkan Gulma di Halaman

Tak Hanya untuk Memasak, Garam Dapur Juga Efektif Singkirkan Gulma di Halaman

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+