Pertama, lokasinya dekat dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR) W 2. Infrastruktur jalan bebas hambatan tersebut mendorong kawasan menjadi semakin terbuka. Kedua, dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang memudahkan mobilitas warga penghuni dan juga pebisnis. Ketiga, secara economic demography, kawasan ini dikelilingi oleh perumahan mewah yang dihuni kalangan menengah atas.
Head of Research JLL, Anton Sitorus, mengungkapkan tiga potensi yang memungkinkan kawasan Puri Indah dan Kembangan menjadi pusat pertumbuhan bisnis baru, kepada Kompas.com, Rabu (3/9/2014).
"Kawasan ini punya market yang cukup besar dan mampu menyerap pasokan-pasokan properti berbagai jenis, termasuk apartemen, perkantoran, hotel, dan pusat belanja (ritel)," ujar Anton.
Untuk properti jenis perkantoran gedung bertingkat, kata Anton, kebutuhannya cukup tingi. Banyak perusahaan lokal yang bergerak di sektor perdagangan (trading), manufaktur dan yang terkait dengan bandara yakni logistik dan ekspedisi.
"Mereka tentu saja membutuhkan ruang kantor yang lebih representatif dan modern. Bahkan kalau sudah berkembang, tak hanya perusahaan-perusahaan di sektor tersebut, perusahaan high profile seperti perbankan dan jasa keuangan juga dengan sendirinya akan melirik kawasan ini nantinya," tambah Anton.
CEO Ciputra Group, Candra Ciputra, berpendapat senada. Menurutnya, selama ini para pengusaha yang beroperasi di Jakarta Barat, berkantor di ruko-ruko atau rumah yang dijadikan kantor.
"Kita akan mengubah kultur itu, dan mencoba menarik mereka untuk berkantor di gedung perkantoran. Untuk itulah kita membangun Ciputra International. Mereka pangsa pasar kita," kata Candra.
Diakui Direktur PT Ciputra Property Tbk., Artadinata Djangkar, skala perusahaan-perusahaan manufaktur, trading, logistik dan ekspedisi di Jakarta Barat, memang tidak sebesar perusahaan perbankan, jasa keuangan, asuransi atau perusahaan yang selama ini berkantor di central business district (CBD) Jakarta.
"Mereka tidak akan memilih opsi menyewa gedung dengan luasan ruang besar. Mereka pasti memilih ruang yang bisa dimiliki (dibeli). Oleh karena itu, kami merancang ruang-ruang perkantoran sesuai skala dan kebutuhan perusahaan tersebut yang ditawarkan dengan sistem kepemilikan strata. Paling kecil ukuran ruangnya 100 meter persegi dengan harga Rp 25 juta/m2," jelas Artadinata.
Ciputra International sendiri merupakan megaproyek berkonsep superblok kedua yang dikembangkan PT Ciputra Property Tbk setelah Ciputra World Jakarta. Ciputra International terdiri atas 10 menara yang mencakup enam menara perkantoran, tiga menara apartemen dan satu menara hotel bintang lima serta pusat gaya hidup dalam bentuk international food plaza. PT Ciputra Property Tbk dan Trisula Group berbagi ventura dengan komposisi masing-masing 55 persen dan 45 persen.
Selain Ciputra International, terdapat pengembangan lain yang menjadikan kawasan ini lebih ramai ketimbang lima tahun lalu. Sebut saja Puri Indah CBD yang dikembangkan Pondok Indah Group melalui PT Antilope Madju Puri Indah.
Megaproyek yang berada di area Sentra Primer Baru Barat (SPBB) tersebut menghimpun sebanyak 7 menara perkantoran, 7 menara apartemen, 1 menara hotel bintang lima dan pusat belanja.
Sementara proyek raksasa lainnya adalah St Moritz Penthouses and Residences di atas lahan seluas 15 hektar milik PT Lippo Karawaci Tbk. Lippo membeli lahan ini dari PT Antilope Madju Puri Indah pada tahun 2005 lalu. Mereka mengonversi lahan tersebut menjadi sebuah global city yang mengintegrasikan sebelas fasilitas. Mencakup 17 gedung pencakar langit yang terdiri atas perkantoran, apartemen, hotel, dan pusat belanja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.