Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Kecelakaan, Halte Bus Unik Ditutup

Kompas.com - 23/08/2014, 11:16 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Keindahan sebuah struktur tidak menjamin struktur tersebut berfungsi penuh, sesuai keinginan kreatornya. Setidaknya, hal inilah yang terjadi pada halte bus buatan Sou Fujimoto di Krumbach, Austria.

Dezeen melaporkan, halte bus unik buatan arsitek asal Jepang tersebut terpaksa ditutup untuk publik. Alasannya, halte itu dianggap tidak mengikuti "regulasi keamanan gedung Austria."

Rupanya, halte bus unik yang tampak seperti tiang-tiang pancang berwarna putih itu dianggap hanya karya seni. Struktur tersebut bukan fasilitas umum yang benar-benar bisa digunakan oleh penduduk sekitar.

Baru-baru ini, sebuah papan pengumuman bahkan dipasang di halte tersebut. Pengumuman ini berbunyi, "Ini adalah karya seni. Dilarang masuk." Dezen mengungkapkan, papan pengumuman tersebut dipasang setelah polisi lokal turun tangan.

www.dezeen.com Halte bus karya Foujimoto itu merupakan bagian dari inisiatif Kultur Krumbach dan dikuratori oleh Dietmar Steiner, Direktur Museum Arsitektur Wina, Architekturzentrum Wien. Halte-halte yang dipamerkan pun punya fungsi strategis untuk mempopulerkan pariwisata Wina.

Halte bus karya Foujimoto itu merupakan bagian dari inisiatif Kultur Krumbach dan dikuratori oleh Dietmar Steiner, Direktur Museum Arsitektur Wina, Architekturzentrum Wien. Halte-halte yang dipamerkan pun punya fungsi strategis untuk mempopulerkan pariwisata Wina.

Menanggapi penutupan halte, Steiner mengatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan.

"Penduduk setempat tidak bisa mengambil tanggung jawab untuk ini karena konstruksi, termasuk tangga dan pegangannya, tidak mengikuti regulasi keamanan bangunan Austria," ujarnya kepada Dezeen.

Tentu saja, standar keamanan bukan hal yang diutamakan dalam Kultur Krumbach. Jika para arsitek, termasuk Sou Fujimoto, harus mengikuti peraturan, tentu hasil karyanya tidak akan menggambarkan atau menyampaikan pesan yang dimaksud kreatornya.

"Tapi, tentu saja, semua orang bisa memanjat tangga dengan tidak mempedulikan papan pengumuman. Konstruksi ini cukup stabil untuk dipanjat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau