Pencakar langit yang mengangkasa 50 lantai ini dianggap dapat mengurangi hak publik untuk dapat mengakses cahaya matahari dan merusak pemandangan sekitar Westminster. Sebut saja gedung parlemen, Westminster Abbey, Westminster Heritage Council Building, dan lain-lain.
Warga mendemo proyek ini selama berbulan-bulan dan mengajukan petisi kepada Komite Perencanaan Kota Lambeth untuk tidak mengeluarkan izin mendirikan bangunan.
Jenga Tower bukanlah satu-satunya proyek gedung jangkung yang didemo warga. Sebelumnya, terdapat gedung setinggi 40 lantai yang juga digeruduk warga karena berpotensi merusak pemandangan serta mengambil alih hak publik. Namun, Komite Perencanaan Kota akhirnya menyetujui pembangunanya.
Sang pengembang, McGrove Properties dan Vauxhall Bondway menjanjikan Jenga Tower akan mengakomodasi kepentingan publik melalui penciptaan ruang-ruang komunal. Selain itu, konsep pembangunan Jenga Tower dirancang berkelanjutan dengan penggunaan material kualitas tinggi dan ramah lingkungan
"Kami akan memberikan manfaat besar untuk publik dan memberikan kontribusi positif terhadap regenerasi hunian murah di Lambeth. Kami membangun ruang komunal 10 kali lebih banyak dari ruang-ruang yang sudah ada ," ujar pengembang.
Untuk diketahui, harga properti di Lambeth telah melonjak 26 persen pada tahun lalu. Sementara Jenga Tower diklaim jauh lebih murah dari harga rerata properti Lambeth yakni antara 720,000 poundsterling (Rp 14,2 miliar) dan 5 juta poundsterling (Rp 99 miliar).
Jenga Tower merupakan apartemen dua menara yang terdiri atas 450 unit, dilengkapi gym pribadi, bioskop, kebun musim dingin, dan ruang kantor.
McGrove dab Vauxhall Bondway menargetkan fungsi perkantoran di dalam menara tersebut dapat menarik 319 pekerjaan penuh waktu dan 753 peran konstruksi.
Jika konstruksinya rampung, menara ini akan bergabung dengan setengah lusin
gedung jangkung lainnya, termasuk Market Tower setinggi 58 lantai, di Wandsworth, yang didesain dapat mengubah cakralawa London Selatan.