Dengan "drone", agen atau tenaga pemasar properti tidak lagi membutuhkan tim produksi film untuk menggubah rumah atau properti menjadi layak jual.
Beberapa rumah paling mahal yang sedang dipasarkan di Inggris memanfaatkan "drone" untuk mendekati pembelinya. Toby Milbank dari Strutt & Parker menggunakan "drone" untuk menawarkan rumah utamanya Firby Hall di North Yorkshire.
"Kami memutuskan untuk menggunakan drone karena dari ukurannya sangat besar. Luas lahan sekitar setengah hektar. Ini memberi nuansa berbeda dan pemandangan yang indah. Kami berani mematok harga Rp 90,6 miliar," kata Toby.
Sebelumnya, selama bertahun-tahun, agen properti menagndalkan foto statis. Kadang-kadang gambar diambil dari tiang untuk memberikan perspektif berbeda. Namun dengan "drone", yang bisa terbang hingga 125 meter, gambar properti menjadi lebih atraktif dan memengaruhi imaji calon konsumen.
Menurut Toby Pocock, pemilik Skyvantage, yang membuat film Yarnton Manor, "drone" dapat diterbangkan oleh pilot berlisensi dan disetujui oleh Otoritas Penerbangan Sipil. Dia telah menggunakan "drone" untuk membuat film mengenai 14.000 pohon saat musim gugur di Royal Botanical Gardens, Kew.
Pendek kata, "drone" telah membuat konstelasi sektor properti menjadi jauh lebih menarik dan berubah ke arah persaingan yang sengit.
Dengan "drone", pembeli diajak untuk melihat dan berkeliling ke setiap sudut rumah, memandang luas halaman, dan laut serta taman di skeitar rumah. "Drone adalah masa depan sektor properti," ujar Toby.