Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan Hanya Sejengkal dari Mewahnya Jutawan Facebook, Google, dan Apple

Kompas.com - 08/07/2014, 12:15 WIB
Latief

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com — Hanya beberapa mil dari kompleks rumah dan vila mewah Silicon Valley, ratusan orang tunawisma hidup dalam kemelaratan. Mereka hidup di kamp "tenda-tenda" di tepi hutan.

Di kamp-kamp itu, yang diyakini sebagai kawasan perkemahan tunawisma terbesar di San Jose, ada sekitar 350 orang yang terlupakan. Mereka hidup di tenda-tenda, gubuk-gubuk sementara, goa-goa, dan rumah pohon di sepanjang kawasan kumuh Coyote Creek. Di tempat itulah beragam penyakit sosial "hidup" berdampingan dengan gaya hidup pencandu narkoba, dan yang lainya menghabiskan hari dan malam mereka dengan bermacam masalahnya.

San Jose adalah kota terbesar ke-10 di Amerika Serikat. Lokasinya berada tepat di jantung Silicon Valley, "rumah" bagi lahir dan berkembangnya Google, Apple, Facebook, dan banyak lagi. Tetapi, tujuh tahun sudah di kawasan ini tercatat punya daftar tunggu bagi 20.000 orang yang membutuhkan bantuan perumahan.

www.dailymail.co.uk Anak-anak menikmati baik kehidupan di Villa Veneto apartemen mewah di Silicon Valley
Memang, sektor teknologi di kawasan ini sangat mengalami kemajuan pesat sehingga memiliki pasar khusus. Rata-rata rumah di kawasan itu dijual seharga Rp 11 miliar lebih, sedangkan dua kamar tidur apartemen sewa dibanderol Rp 23 juta lebih.

Little Saigon

Memang, lebarnya kesenjangan antara kaya dan miskin jelas terlihat di sini. "Warga hutan" itu sangat menyadari bahwa dunia yang terletak di dekat mereka itu adalah orang-orang berpunya, yang kerap pergi dengan minivan keluarga menuju ke Happy Hollow Park and Zoo di seberang jalan dekat kawasan mereka tinggal.

Di dalam hutan itu, angin menyelusup melalui pohon-pohon dan semak-semak. Di situ, ada juga lingkungan seperti "Little Saigon". Di situlah warga Vietnam telah menggali kamar besar ke lereng bukit yang curam dan dekat dengan sungai untuk mencuci piring dan mendapatkan air. Kamar mandi mereka adalah lubang yang digali dengan tangan atau ember.

www.dailymail.co.uk Seorang pria memasak makanan di atas api di
Tentu, jumlah orang yang "sakit mental" terus meledak dari tenda-tenda di hutan ini. Mereka kerap berteriak tidak jelas. Seorang pria tampak terhuyung-huyung dengan telinganya terlihat mengalami pendarahan.

Tak jauh dari pemandangan itu, seorang wanita hamil tampak sangat membutuhkan bantuan. Kakinya terlalu bengkak untuk bangun. Di lain waktu, pada suatu pagi, warga menemukan mayat di dalam tenda.

"Kami seperti sampah bumi," kata Maria Esther Salazar, salah satu warga hutan.

"Kami seperti tidak ada," tambahnya. 

Salazar bercerita, kehidupan runtuh 11 tahun lalu ketika ia diculik dan diperkosa. Perempuan berusia 50 itu pernah ditangkap puluhan kali, divonis 17 tindak pidana berat, dan hampir semuanya terkait obat.

www.dailymail.co.uk Gedung futuristik milik Oracle, salah satu dari puluhan kantor perusahaan mewah di Silicon Valley.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com