Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Rumah Ini Dibangun Pakai Bekas Limbah!

Kompas.com - 30/06/2014, 13:56 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Pemilihan material untuk membangun hunian bukan hanya soal ketahanan konstruksi. Salah satu contoh konkretnya terjadi di Indonesia. Di negara ini, karena alasan gengsi, beton lebih banyak dipilih ketimbang kayu dan gipsum untuk membangun rumah.

Sebuah universitas di Inggris rupanya ingin mendobrak hal seperti itu. University of Brighton bekerja sama dengan firma arsitektur BBM mengeksplorasi kemungkinan membangun rumah dari bekas limbah.

Rumah bernama The Brighton Waste House ini dibangun di atas situs kampus University of Brighton. Rumah tersebut menggunakan 20.000 sikat gigi bekas, dua ton bahan denim jins, 4.000 bungkus DVD, dan berbagai produk limbah lainnya untuk mengisi dinding. Para akademisi, mahasiswa, relawan, dan arsitek dari BBM ingin mengetes ketahanan bahan-bahan tersebut sebagai hunian.

Fastcoexist.com Rumah yang dibuat oleh firma arsitektur asal Inggris, BBM, bersama mahasiswa dan relawan ini bertujuan untuk mengetes ketahanan bahan-bahan bekas digunakan sebagai tempat tinggal. Materialnya, yaitu limbah, mudah ditemukan. Jika hasil tes ini berhasil, industri properti di masa depan bisa jauh lebih efisien.
Proses perolehan limbah ini pun relatif mudah. Ribuan sikat gigi diperoleh dari maskapai penerbangan. Bahan denim diperoleh dari pemasok yang memotong celana jins untuk dijadikan celana pendek. Universitas juga bekerja sama dengan situs daur ulang Freegle.

"Filosofi di belakang pembangunan ini adalah untuk menggunakan limbah konstruksi sebagai rangka bangunan. Kemudian, mengisi ruang di antara rangka dengan berbagai peralatan rumah tangga sehari-hari dan limbah individual. Dari situ kami mendapatkan barang-barang yang tidak biasa," ujar arsitek Duncan Baker-Brown dari BBM.

Selama beberapa tahun ke depan, pihak universitas akan mengobservasi performa material-material yang tidak lazim digunakan untuk membangun rumah ini. Para akademisi akan melihat kemungkinan penggunakan limbah tersebut sebagai pengganti insulasi tradisional. Mereka akan mengukur kelembaban, gas, dan temperatur di dalam rumah, kemudian membandingkannya dengan penggunaan insulasi tradisional.

Selain itu, pihak yang terlibat dalam pembuatan rumah istimewa ini juga ingin menggarisbawahi keberadaan limbah menumpuk di seluruh dunia. Menurut Baker-Brown, sudah terlalu banyak limbah plastik di permukaan bumi ini. Pihak industri, akademisi, bahkan masyarakat umum seharusnya semakin menyadari dan mengurangi produksi limbah.

"Saya tidak menaruh semua tanggung jawab hanya pada industri konstruksi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau