Sayangnya, lampu yang tersedia dalam tiga bentuk tersebut saat ini masih dikembangkan dan belum dijual bebas. Lampu bernama "Patch of Sky" itu dikembangkan oleh Leonardo Amico, Federico Floriani, Reda Jouari, Alice Longo, Akshataa Vishwanath, dan Giorgia Zanellato.
Para peneliti tersebut merupakan anggota studio peneliti, Fabrica. Mereka mengembangkan "Patch of Sky" itu ke dalam tiga jenis. Masing-masing diberi nama dari dewa-dewi Mesir, seperti Dewa Angin Amun, Dewa Badai Set, dan Dewi Hujan Tefnut.
Selain Arduino, tiap lampu juga memanfaatkan peranti keras dan lunak BERGCloud hingga membuat lampu bisa terhubung ke internet. Selain terhubung, lampu kemudian bisa memanfaatkan informasi cuaca dan lokasi dalam laman Facebook penggunanya.
Informasi dari laman Facebook memungkinkan lampu menampilkan tampilan berbeda ketika terjadi hujan salju, kabut, cerah, gerimis, dan panas. Kaca pada lampu juga bisa disetel hingga menampilkan warna-warni yang terus berganti.
Sayangnya, seperti dikutip Fastcodesign dan laman resmi "Patch of Sky", saat ini lampu-lampu tersebut masih berada dalam tahap pengembangan. Sembari menunggu produknya diluncurkan ke pasaran, berikut ini video yang menampilkan lampu "Patch of Sky".
Sumber: http://www.fastcodesign.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.