Mengutip data sensus Departemen Perdagangan Amerika Serikat, populasi Indonesia merupakan terbesar keempat di dunia dengan 253,60 juta jiwa. Bahkan, menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, dengan populasi usia produktif sebanyak 29 juta, sektor properti Indonesia akan terus tumbuh positif.
"Populasi sebanyak itu, merupakan potensi pasar bagi pengembang untuk membangun hunian (residensial dan apartemen). Meskipun tahun 2014 kita menghadapi tantangan yakni kebijakan moneter yang ketat, dan kondisi ekonomi domestik yang belum baik meski masih sekitar 5 persen dan berpengaruh terhadap depresiasi rupiah, namun saya yakin properti akan tumbuh positif," tandas Ito.
Selain itu, Indonesia semakin menarik dilirik karena menawarkan stabilitas politik, dan keamanan.
Faktor-fator itulah yang mendorong Pacific Star Holdings Pte Ltd masuk pasar Indonesia. Kelompok usaha properti, dan juga manajemen investasi berbasis di Singapura ini berencana menggarap dua proyek, satu di kawasan CBD Sudirman, Jakarta, dan lainnya di Bali.
Chief Operating Officer and President Pacific Star Holdings Pte Ltd., Glen Chan, mengungkapkan, pihaknya masuk pasar Indonesia dengan menggandeng mitra lokal.
"Kami bekerjasama dengan pengembang menengah Indonesia. Properti yang akan kami kembangkan merupakan proyek multifungsi (mixed use) yang mencakup perkantoran, apartemen, dan hotel," papar Glen, kepada Kompas.com, Jumat (27/6/2014).
Adapun nilai investasi yang akan digelontorkan Pacific Star untuk pengembangan properti multifungsi di CBD Sudirman, Jakarta, sebesar 300 juta dollar AS atau setara Rp 3,5 triliun. Sedangkan nilai investasi di Bali sejumlah 100 juta dollar AS (Rp 1,2 triliun). Di Bali, mereka akan membangun hotel dan villa berkonsep resor.
"Dalam tiga atau empat bulan ke depan, kami akan menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) dengan mitra kami tersebut. Sementara pembangunan akan dimulai awal 2015," jelas Glen.
Kehadiran Pacific Star, menambah daftar pengembang Singapura yang menggarap pasar properti Indonesia. Sebelumnya terdapat nama-nama besar dengan skala pengembangan raksasa.
Sebut saja Keppel Land dengan International Financial Tower di kawasan Sudirman. Mereka juga telah memiliki portofolio sejak 1990-an yakni apartemen Taman Pasadenia di Jakarta Timur, BG Junction Surabaya, Ria Bintan Golf, dan Nongsa Point Marina, Batam.
Selain Keppel Land, terdapat Capita Land melalui sayap bisnis hospitalitas, The Ascott Limited yang sudah memiliki sejumlah portofolio dengan brand Somerset dan Citadines.
Ascendas, sayap bisnis pemerintah Singapura, juga berencana masuk ke Indonesia dan menawarkan skema kerjasama dengan pemilik lahan. Mereka akan membangun semua jenis properti termasuk kawasan industri.
Sementara Soilbuild Group Holdings, berkolaborasi dengan pengembang besar untuk pengembangan proyek Supermall Tahap II di Surabaya, Jawa Timur.