Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hebat... Lewat Ponsel, India Bisa Mengatur Pasokan Air Bersih!

Kompas.com - 27/06/2014, 14:24 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Inovasi timbul dari masalah. Masalah yang pelik sekali pun bisa diatasi dengan solusi sederhana.

Setidaknya, itulah yang tengah coba dibuktikan oleh penduduk India lewat program NextDrop. Begitu sederhananya, lewat NextDrop penduduk India bisa mengetahui dengan pasti waktu kedatangan pasokan air bersih di lokasi tersebut.

Seperti dikutip lama Fastcoexist.com, salah seorang penduduk Bangalore, India, Pronita Saxena menjelaskan, tidak sedikit keluarga kelas menengah di India memiliki pompa listrik. Keluarga-keluarga itu bisa memompa air dan menyimpannya dalam tangki-tangki air. Ketika mereka membutuhkannya, air bisa tersedia dengan segera.

Namun, lebih banyak lagi penduduk miskin di India yang tidak seberuntung Saxena dan keluarganya. Mereka harus menunggu pasokan air dari pemerintah.

Sejauh ini, belum ada jadwal yang jelas mengenai waktu datangnya air bersih. Itulah yang membuat penduduk miskin India kesulitan. Tanpa mengetahui kapan waktu datangnya air bersih, masyarakat miskin yang bermukim di satu lokasi tidak bisa mempersiapkan diri.

Saxena dan timnya kemudian mendirikan NextDrop untuk membantu masyarakat miskin India mempersiapkan diri menghadapi ketersendatan distribusi air bersih. Konsepnya pun sederhana.

NextDrop memanfaatkan teknologi telepon seluler yang dimiliki penduduk India, mulai dari masyarakat umum hingga petugas puntu air. Ketika petugas pintu air menyalakan saluran air, petugas akan memberikan sinyal pada NextDrop melalui telepon. Secara otomatis, NextDrop akan memetakan tekanan air di dalam kota dan memberikan amaran bagi masyarakat. Mereka tidak perlu lagi menunggu berjam-jam tanpa kepastian.

"Kami menciptakan peta saluran air pertama yang bisa memberi tahu area mana saja mendapat air dua hari lalu dan area yang mendapat air hari ini. Mereka benar-benar bisa memonitor sistem, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya," ujar Saxena.

Sistem berbasis pesan singkat atau SMS ini kini sudah digunakan oleh 20.000 keluarga di Bangalore selama dua tahun. Sejauh ini, sistem tersebut cukup efektif. Penduduk tidak hanya bisa mendapatkan amaran bahwa mereka akan mendapatkan air bersih, namun mereka juga bisa mengeluhkan jika tidak ada air yang sampai ke area mereka.

"Ini adalah sistem yang menghapuskan kebutuhan peralatan mahal untuk keperluan pengawasan yang lebih baik. SIstem ini memberikan Anda pandangan dan kemampuan mengambil keputusan dengan lebih baik," pungkas Saxena.

Sumber: www.fastcoexist.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau