Tidak di Indonesia, tidak juga di Inggris. Bahkan di London, harga lahan sudah menemukan momentumnya, mengikuti tren yang digerakkan kawasan premiumnya. Sementara, pada saat yang bersamaan negara ini dihadapkan pada backlog (ketimpangan pasokan dan kebutuhan) hunian.
Inggris terpaksa harus membangun sebanyak 100.000 unit rumah hingga 2015 mendatang. Jumlah yang sangat besar jika mengacu pada kemampuan pengembang yang hanya sanggup membangun 10.000 unit per tahun.
Jelas jumlah tersebut sulit untuk dipenuhi mengingat harga lahan yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut riset Development Land Index Knight Frank, secara umum, harga tanah meningkat sebesar 7,3 persen hingga akhir kuartal I 2014. Pertumbuhan diprediksi bakal berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Riset tersebut dihasilkan dari survei yang dilakukan terhadap 10 pengembang (responden). Sembilan dari 10 responden memperkirakan harga tanah akan meningkat tahun depan. Sekitar sepertiga mengharapkan kenaikan antara 5 persen dan 10 persen, sementara lebih 29 persen mengharapkan peningkatan yang lebih besar hingga 15 persen. Mayoritas responden mengharapkan harga tanah perkotaan naik sebesar 10-15 persen.
Namun, tetap saja wacana bank tanah menimbulkan perdebatan berkepanjangan. Bahkan pengembang mengkhawatirkan pengumpulan lahan ini hanya akan membuat harga terus melonjak karena potensial untuk dijadikan alat investasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.