Sejalan dengan tumbuhnya bisnis penerbangan di Indonesia, area sekitar bandara menjadi sangat menggoda untuk diabaikan begitu saja. Betapa tidak, potensi pasar yang bisa ditangkap pengembang, terus meningkat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya maskapai penerbangan membuka rute-rute penerbangan baru.
Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, juga punya rencana besar. Dalam jangka waktu lima tahun mendatang akan menambah 62 bandara baru sehingga Indonesia bakal memiliki 299 bandara.
Saat ini, terdapat 237 bandara. Dari jumlah ini, 26 di antaranya, masing-masing 13 bandara dikelola PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, sisanya dikelola UPT Ditjen Perhubungan Udara.
Menurut Direktur AECOM, Utami Prastiana, hal tersebut merupakan peluang besar bagi pengembang dan pelaku bisnis dan industri properti. Pasalnya, pembangunan di sekitar kawasan bandara sedang menjadi tren.
Pembangunan tersebut, bahkan bisa membentuk satu kota mandiri tersendiri. Apalagi luasan area kawasan pengembangan di sekitar bandara bisa mencapai 4.000 hingga 6.000 hektar.
"Aktivitas di bandara tidak terbatas pada kegiatan penerbangan, melainkan juga dapat menumbuhkan industri lainnya seperti ritel, perhotelan, pergudangan dan kawasan industri pendukung. Jadi keberadaan bandara berpotensi menangkap (capturing) populasi lebih besar," ujar Utami dalam perbincangan dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Bisnis hotel
Khusus di area sekitar Bandara International Soekarno-Hatta, pengembang bisa memanfaatkan kesempatan untuk membangun fasilitas hunian vertikal, akomodasi perhotelan, dan juga pergudangan modern.
Ceruk pasar yang tersedia juga sangat variatif. Mulai dari kru penerbangan (udara dan darat), pelancong bisnis dan leisure, perusahaan perdagangan, pengepakkan, logistik, dan lain sebagainya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan