Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beton Eskpos, Material Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 26/05/2014, 14:30 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Houzz.com

KOMPAS.com - Tren terkini yang terjadi pada rumah-rumah tangga adalah penggunaan lantai beton ekspos. Tidak hanya karena lantai beton relatif kuat dan bisa tampil serasi dengan berbagai gaya dekorasi, juga menghemat pengeluaran.

Namun, sebagai pemilik rumah yang bijak, seharusnya Anda tidak pasrah begitu saja mengenai material di dalam rumah. Melanie Loftus, kontributor Houzz memberikan tiga pertanyaan yang bisa Anda ajukan pada kontraktor untuk memastikan beton ekspos jadi pilihan sehat bagi Anda dan lingkungan.

Pertanyaan pertama yang bisa Anda ajukan adalah, apa isi dalam campuran beton? Kontraktor akan mempertimbangkan kekuatan serta performa beton. Salah satu bahan campuran yang kini ramai dibahas adalah penggunaan abu terbang (fly ash) dari batu bara.

"Ada beberapa perdebatan mengenai keramahan lingkungan dari abu terbang batu bara. Abu terbang adalah produk sampingan dari pembakaran batu bara dan mengandung logam berat, seperti timbal dan merkuri. Namun, ketika abu terbang ditambahkan dalam campuran beton, unsur tersebut memiliki beberapa keuntugan, termasuk meningkatkan konten daur ulang dan mengurangi jumlah semen Portland yang dibutuhkan dalam campuran," ujar Loftus.

Pertanyaan kedua yang bisa Anda ajukan adalah seputar penyegel (sealant) atau pewarnanya. Setelah Anda puas dengan campuran di dalam beton, kini Anda perlu memberikan perhatian lebih pada pelapis anti airnya.

"Saya menyarankan Anda untuk memilih pelapis dan pewarna yang rendah VOC (volatile organic compounds), dan menghindari pelapis film dan lilin agar tidak perlu kembali melapisinya secara berkala," imbuhnya.

Selanjutnya, ajukan pertanyaan lain, yaitu cara membersihkan dan merawat lantai beton. Lantai beton tidak bertahan lama jika finishing-nya tidak kuat atau rusak ketika dibersihkan. Lantai beton sebenarnya bisa bertahan selama umur bangunan jika dirawat dengan tepat. Lantai jenis ini, menurut Loftus, juga mengurangi debu dan rendahnya kelembaban yang bisa mengumpulkan alergen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau