Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 11/05/2014, 10:50 WIB
Penulis Tabita Diela
|
EditorLatief

KOMPAS.com -- Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Jepang pada 2011 lalu menyisakan duka bagi ratusan ribu penduduk Jepang. Sebagian besar dari mereka terpaksa meninggalkan atau malah kehilangan rumahnya.

Seperti dikutip dari Fastcoexist.com, para korban bencana itu kemudian bermukim di "rumah-rumah boks" buatan pemerintah. Sayangnya, rumah tersebut tidak banyak membantu. Interiornya yang gelap berefek negatif bagi kondisi psikologis korban. Tak sedikit dari mereka yang kemudian menjadi korban bunuh diri.

Melihat kenyataan itu, sekelompok mahasiswa arsitektur dari Tokyo mengajukan diri sebagai relawan untuk mencari jalan keluar yang lebih baik. Bersama dengan para arsitek dari Architecture Global Aid, mereka membuat rumah-rumah sementara yang terinspirasi dari seni melipat kertas khas Jepang, origami. Rumah-rumah itu menawarkan perlindungan sementara, tetapi tetap memberikan privasi bagi penduduk di lokasi bencana.

Rumah-rumah tersebut juga bisa dibongkar dan "dibangun" menjadi ruangan berukuran kecil dalam waktu singkat. Jika tidak digunakan sebagai tempat perlindungan, rumah-rumah sederhana itu bisa digunakan sebagai meja.

Architecture Global Aid / Fastcoexist.com


"Sebuah pelajaran yang sangat penting kami pelajari pada bulan-bulan setelah tsunami adalah, dalam bencana, kebutuhan dasar manusia setelah makan dan minum berhubungan dengan privasi dan keintiman," ujar para arsitek Architecture Global Aid mengenai proyek ini.

Architecture Global Aid sebelumnya sudah membuat hunian sementara bagi daerah rawan gempa di Spanyol. Bedanya, karena Spanyol tidak berpotensi terkena tsunami, maka Architecture Global Aid membuat rumah-rumah sementara dengan karton tebal. Hunian sementara itu bisa dibangun dalam tiga menit dan disimpan dalam boks ketika tidak digunakan.

Saat ini, prototipe rumah-rumah sementara versi kayu tersebut sudah tersedia di beberapa sekolah di Tokyo dan beberapa lokasi di utara Jepang. Meski mudah disebarkan dan disimpan, rumah-rumah sementara ini tentu saja tak bisa digunakan secara permanen. Konstruksi sederhana itu hanya bisa menawarkan tempat bernaung sementara tanpa sistem ledeng, listrik, dan keperluan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+