Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Jakarta Jadi Kota Dunia? (Bagian I)

Kompas.com - 24/04/2014, 16:53 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam beberapa tahun terakhir Jakarta dihebohkan dengan "penahbisan" sebagai kota yang mencatat pertumbuhan investasi properti mewah tertinggi di dunia oleh berbagai lembaga internasional terkemuka.

Bahkan, institusi akademis Departemen Geografi Loughborough University menempatkan Jakarta sebagai kota berperingkat Alpha dalam The Globalization and World Cities (GaWC) Research Network. Jakarta disejajarkan dengan San Fransisco, Washington, Seoul, Melbourne, dan New Delhi dengan pertimbangan berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, keamanan, politik, pembangunan berkelanjutan, bisnis internasional, dan kebijakan perkotaan.

Selain itu, Jakarta juga telah bertransformasi menjadi wilayah ekspansi jaringan bisnis dunia. Sebut saja operator hotel mewah macam Raffles Hotels, W Hotels, Waldorf Astoria Hotels, Luxury Collection, dan Rosewood, juga peritel kelas atas seperti Galleries Lafayette dan pengembang dengan basis modal kuat yakni Hongkong Land.

Namun, semua itu ternyata dianggap belum menjadikan Jakarta secara sempurna dan sah layak menyandang predikat sebagai kota dunia. Kota ini masih memiliki banyak kendala dan pekerjaan rumah besar yang hingga kini belum kelar dikerjakan.

CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menyebut, kendala tersebut adalah tidak tersedianya transportasi publik yang nyaman dan terintegrasi, ruang terbuka hijau yang memadai, kejelasan peruntukan lahan dan skyline, perencanaan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang jelas, dan ketepatan waktu dalam implementasi seperti jalan tol, pelebaran jalan, jalan layang, tambahan kapasitas jalan, rasio dan jangkauan fasilitas sekolah, rumah sakit, bahkan kuburan.

"Masalah lainnya adalah pengelolaan sampah (waste management), kelayakan dan ketersediaan utilitas (jaringan listrik, air, telepon, dan gas), layanan untuk kalangan difabel, jaminan keamanan, kebersihan kota, larangan membuang sampah sembarangan, corat-coret graffiti, kaki lima, dan parkir sembarangan, pengemis, penataan banjir dan kemacetan lalu lintas, kenyamanan pejalan kaki, dan sebagainya yang membuat Jakarta masih jauh dibandingkan New York atau Hongkong," papar Hendra.

Namun, dalam pandangan Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Bernardus Djonoputro, Jakarta punya kans besar dan siap meningkatkan kastanya menjadi kota dunia. "Pasalnya, Jakarta punya potensi dan keuntungan untuk mengendalikan gravitasi dunia baik secara ekonomi maupun politis," ujar Bernardus kepada Kompas.com, Kamis (24/4/2014).

Menurutnya, gravitasi aktivitas ekonomi dan politik kini sedang mengarah ke Jakarta untuk beberapa dekade ke depan. Sebagai kota, Jakarta punya posisi tawar dan peran kunci serta berpengaruh, setidaknya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

"Jakarta adalah tuan rumah dan pusat bagi kegiatan berskala regional, bahkan internasional. Statusnya sebagai ibu kota sekretariat ASEAN adalah salah satu yang menjadikan Jakarta demikian penting," tambah Bernardus.

Hanya, lanjutnya, untuk menjadi pusat pelayanan regional yang baik dan membanggakan, Jakarta harus membenahi dan menyediakan fasilitas dan utilitas yang juga berstandar regional dan internasional.

Bernardus sepakat dengan Hendra bahwa Jakarta harus bersih, mampu mengendalikan polusi, mampu membangun jaringan transportasi publik yang aman, nyaman, dan memadai, mampu menyediakan dan mengantisipasi bencana yang terkait dengan alam seperti banjir dan gempa bumi, serta mampu mengadakan fitur-fitur lain yang mendukung kelayakan hidup (livability).

Jika semua itu terpenuhi, maka bukan mustahil Jakarta akan memimpin kota-kota dunia lainnya. Karena, saat ini saja, ketika semua faktor tersebut di atas belum sempurna, Jakarta sudah banyak menarik investor global dan diplomat asing.

"Dengan begitu, seharusnya kota ini bisa memanfaatkan posisinya menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang mampu melayani warganya dan juga warga dunia seperti New York, Rio de Janeiro, Geneva yang pintar mengambil keuntungan dari berbagai kegiatan regional dan internasional," papar Bernardus.

Selanjutnya, baca Siapkah Jakarta Jadi Kota Dunia? (Bagian II)



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau