Jadi, bentuk topeng Batman bukan sebuah kesengajaan. Memang, para arsitek juga tidak memungkiri bahwa gereja ini sekilas juga tampak seperti Batman atau karya origami khas Jepang.
Apa pun alasan di balik pembuatan desainnya, karya Schneider+Schumacher berhasil memenangkan kompetisi desain dan membuat gereja yang dikelilingi oleh jalan raya sibuk, hotel, pom bensin, dan restoran cepat saji. Berdasarkan keterangan arsitek Michael Schumacher, desain gereja ini seolah meneriakkan dari jauh identitasnya.
"Jika mendekat dari jauh, dari arah Dortmund atau dari area pelayanan jalan tol, gereja merepresentasikan versi bangunan dari marka jalan bergambar gereja. Meski dari eksteriornya tampak abstrak, (bangunan) ini tetap memberikan sinyal secara langsung, 'Saya sebuah gereja!" ujar Schumacher.
Struktur kayu yang ada, dibangun dari elemen-elemen hasil produksi di luar situs gereja. Struktur ini kemudian digabungkan dengan kayu laminasi untuk menciptakan kekuatan bagi atap dan menara gereja. Setelah pemasangan, seluruh bagian gereja dan terutama area pintu masuk disemprot dengan polyurethane putih untuk mencegah kelembaban.
Bentuknya yang tidak biasa membuat gereja ini butuh solusi tidak biasa pula dalam menempatkan jendela. Jendela diletakkan di kedua "menara" yang memasukkan sinar matahari ke dalam gereja. Cahaya "berkumpul" di altar hingga memberikan kesan terpusat.
Benarkah adanya? Simak sendiri struktur yang dibuat dari 66 rusuk kayu dan didesain menggunakan perangkat lunak model komputer ini.