Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih "Pintar" dan "Hijau", Inilah Kampus Baru Binus University

Kompas.com - 26/03/2014, 17:33 WIB
Tabita Diela

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Gedung-gedung pencakar langit kini tak cukup hanya tampil memikat dan berbentuk unik. Kerusakan alam yang semakin parah memaksa kepedulian masyarakat dan menekan para arsitek merancang bangunan ramah lingkungan.

Salah satu contoh terbaru adalah Kampus Utama Binus University yang baru memasuki tahap penutupan atap (topping off) di lokasi proyek di Alam Sutera, Serpong, Tangerang, Rabu (26/3/2014). Upacara tersebut sekaligus menandakan rampungnya pembuatan konstruksi bangunan kampus berjargon Kampus Pintar dan Hijau.

Ditemui di lokasi proyek, Rektor Binus University Prof Harjanto Prabowo mengemukakan antusiasmenya menanti Kampus Utama Binus University rampung dan bisa digunakan. Dengan semangat, Harjanto menunjukkan fitur-fitur yang menjadikan kampusnya tergolong ramah lingkungan dan hemat energi. Dia juga menunjukkan situs tidak jauh dari Kampus Utama yang akan dijadikan Perpustakaan Terbuka. Menurut rencana, kampus ini akan rampung dan bisa digunakan September 2014 mendatang.

Tabitha/KOMPAS.com Kampus Utama Binus University ini juga akan menggunakan lampu hemat energi berteknologi LED dan pendingin udara berteknologi sistem pendingin air atau water cooled chiller dengan inverter screw chiller system.
Sebelumnya, Managing Director Bina Nusantara Group, Francis Budi Raharja Santoso, dalam presentasinya menjabarkan fitu-fitur ramah lingkungan di kampus tersebut. Fitur itu bermula dari konstruksi bangunan yang mampu membuat penggunanya mengurangi penggunaan pendingin udara dan lampu.

Menurut Francis, mengurangi penggunaan pendingin udara bisa dicapai dengan mengurangi jumlah sinar matahari masuk ke dalam ruang kelas. Namun, cahaya sinar matahari juga harus dipertahankan agar ruang kelas tidak perlu menyalakan terlalu banyak lampu. Pengurangan ini dilakukan menggunakan teknologi kaca lapis ganda (double glazed), selain juga menyertakan taman vertikal di depan jendela.

"Ini salah satu konsep penggunaan desain pasif yang memaksimalkan cahaya matahari," ujarnya.

"Kami kurangi bukaan jendela untuk mengurangi cahaya yang masuk. Kami hanya menggunakan 30 persen bukaan untuk cahaya. Kemudian kami juga membuat vertical green park, sehingga terlihat hijau dengan tanaman vertikal," tambahnya.

Sementara itu, menurut Harjanto, kampus tersebut juga akan menggunakan lampu hemat energi berteknologi LED dan pendingin udara berteknologi sistem pendingin air atau water cooled chiller dengan inverter screw chiller system. Meski enggan menyebutkan besarannya, Harjanto mengakui, bahwa investasi dikeluarkan untuk teknologi ini lebih besar dari pendingin udara konvensional.

"Namun, biaya sehari-harinya lebih murah. Ini akan menguntungkan mahasiswa karena minim biaya berulang.

Berdasarkan fitur ini, Kampus Utama Binus University tersebut bukan hanya ""pintar" berkat penggunaan teknologi tinggi. Sebutan hijau untuk kampus tersebut juga cukup pantas karena pihak kampus secara aktif melakukan konservasi air.

"Kampus akan mengumpulkan air hujan, mengolah, dan menggunakannya kembali. Air ini akan digunakan untuk menyiram tanaman dan mengguyur toilet," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau