Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2014, 10:59 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang dari setahun, Asia Tenggara bakal menjadi kawasan regional nirbatas. Negara-negara di kawasan ini akan terintegrasi secara ekonomi, keamanan politik, dan sosial budaya.

Khusus untuk ekonomi, perwujudannya diimplementasikan dalam ASEAN Economic Community (AEC). Namun, bagaimana kemudian para pelaku bisnis dan industri properti menyikapi komunitas ekonomi tunggal ASEAN ini?

Direktur Utama PT Telkom Landmark Tower, Bayu S Utomo, menyatakan, sebelum atau kelak AEC berlaku, bisnis dan industri properti Indonesia tetap berjalan mengikuti kondisi permintaan dan pasokan (supply and demand) domestik.

"Pasar Indonesia didorong oleh kebutuhan domestik yang terus menguat. Bahkan, saat krisis 2008 lalu, permintaan tetap ada. Kebutuhan domestik di sektor properti masih terlalu kuat, sehingga AEC tak berpengaruh menciptakan perbedaan kondisi pasar," ujar Bayu di sela RICS ASEAN Real Estate and Construction Summit di Jakarta, Selasa (25/2/2013).

Bayu mengatakan, tidak ada negara yang bisa menyaingi tekanan kompetisi di Indonesia. Negara ini merupakan pasar yang sangat besar untuk dimasuki developer asing asal Asia Tenggara.

"Jadi, kami tidak akan terpengaruh. Keadaan akan sama saja, tidak ada perubahan signifikan yang memungkinkan pengembang asing mengambil alih peran kami," katanya.

Kalau pun pengembang asing berminat masuk Indonesia, ujar Bayu, harus mengenal lingkungan dan iklim bisnis properti dengan baik, termasuk di dalamnya masalah perolehan lahan, dan perizinan.

"Selama ini, secara koporat mereka beroperasi dengan menggandeng pengembang lokal. Meskipun dalam pembelian lahan dan akuisisi aset properti tak dilarang sebagaimana halnya pelarangan kepemilikan oleh individu asing, namun pengembang mancanegara lebih memilih opsi kerjasama," ujar Bayu.

Selain itu, Bayu menambahkan, jangan dilupakan bahwa pengembang adalah investor yang rasional. Mereka pasti melihat potensi pengembalian investasinya layak atau tidak.

"Pasti akan selalu ada batasnya, tidak lantas arus investasi asing deras mengalir. Kalau pun pengembang asing menggarap pasar Indonesia, akan menciptakan produk dengan harga lebih tinggi," kata Bayu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Senangnya Warga Bangka, Lahan Mereka Kini Sudah Resmi Bersertifikat

Senangnya Warga Bangka, Lahan Mereka Kini Sudah Resmi Bersertifikat

Berita
Percantik Dinding Kamar Mandi Minimalis di Rumah dengan Panel Kayu

Percantik Dinding Kamar Mandi Minimalis di Rumah dengan Panel Kayu

Tips
Minat Memiliki Hunian di Kalangan Milenial dan Gen Z Meningkat, Pilih Rumah atau Apartemen?

Minat Memiliki Hunian di Kalangan Milenial dan Gen Z Meningkat, Pilih Rumah atau Apartemen?

BrandzView
Tol di Luar Jawa Sumbang 10 Persen Pendapatan Jasa Marga

Tol di Luar Jawa Sumbang 10 Persen Pendapatan Jasa Marga

Berita
Serba-serbi Sertifikat Tanah Elektronik

Serba-serbi Sertifikat Tanah Elektronik

Berita
Jasa Marga: Tak Ada Rencana Diskon Tarif Tol saat Libur Natal-Tahun Baru

Jasa Marga: Tak Ada Rencana Diskon Tarif Tol saat Libur Natal-Tahun Baru

Berita
Uji Coba MLFF Bakal Bersamaan dengan Groundbreaking IKN Tahap 3

Uji Coba MLFF Bakal Bersamaan dengan Groundbreaking IKN Tahap 3

Berita
Raih Rp 1,1 Triliun dari Expo, Summarecon Tepis Anggapan Bisnis Properti Lesu

Raih Rp 1,1 Triliun dari Expo, Summarecon Tepis Anggapan Bisnis Properti Lesu

Hunian
Duet Damai Putra-Nishitetsu Serah Terima 100 Unit Rumah Bergaya Jepang

Duet Damai Putra-Nishitetsu Serah Terima 100 Unit Rumah Bergaya Jepang

Perumahan
Adopsi Tren 2023, Ini Pilihan Warna Terbaik untuk Kamar Mandi Minimalis di Rumah

Adopsi Tren 2023, Ini Pilihan Warna Terbaik untuk Kamar Mandi Minimalis di Rumah

Berita
“Carten & Senza”, Kakak Beradik dari Dunia Masa Depan Hadir di Gading Serpong

“Carten & Senza”, Kakak Beradik dari Dunia Masa Depan Hadir di Gading Serpong

Ritel
Belum Berlaku Penuh, Ini Tahap Penerapan Sertifikat Tanah Elektronik

Belum Berlaku Penuh, Ini Tahap Penerapan Sertifikat Tanah Elektronik

Berita
Kenapa Pemerintah Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik? Ini Jawabannya

Kenapa Pemerintah Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik? Ini Jawabannya

Berita
Cari Rumah Murah di Kota Batik Pekalongan? Cek di Sini, Masih Rp 150 Jutaan (II)

Cari Rumah Murah di Kota Batik Pekalongan? Cek di Sini, Masih Rp 150 Jutaan (II)

Perumahan
Kala Jokowi Kaget Sertifikat Tanah Elektronik Cuma Satu Lembar...

Kala Jokowi Kaget Sertifikat Tanah Elektronik Cuma Satu Lembar...

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com