Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdesak... India Bangun Panel Surya Terbesar di Dunia!

Kompas.com - 06/02/2014, 17:47 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Rumah-rumah tangga di India mulai berharap banyak untuk perbaikan kualitas hidup mereka. Pasalnya, negara yang tercatat dalam data World Bank tahun 2012 memiliki 1,237 miliar penduduk itu dilaporkan akan membangun solar farm atau pembangkit listrik tenaga matahari terbesar di dunia.

Seperti dikutip Fastcoexist.com, pasokan listrk yang diproduksi di India saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Bahkan, 300 juta penduduk India tak memiliki akses pada tenaga listrik. Untuk itu, pemerintah negara tersebut menginvestasikan segala sumber dayanya untuk mencoba menemukan solusi dan memasok lebih banyak lagi tenaga listrik, lebih baik lagi jika tenaga listrik tersebut menggunakan tenaga terbarukan.

Sumber yang sama menyebutkan, jumlah kapasitas listrik dari sumber daya terbarukan berkembang menjadi 27,3 gigawatt pada 2013. Jumlah ini cukup signifikan, yaitu sekitar 10 kali lipat dalam satu dekade. Dua pertiganya dihasilkan dengan tenaga angin.

Namun, solar farm itu belum mulai dibuat. Proyek ambisius ini masih menunggu persetujuan dari berbagai pihak. Rencananya, pembangkit listrik tenaga matahari tersebut akan memiliki kapasitas normal hingga 4.000 megawatt dan memiliki penampang sekitar 77 kilometer persegi. Luas ini bahkan lebih besar dari Manhattan, New York, Amerika Serikat.

Seperti dikutip Nature, besarnya skala proyek ini didukung oleh enam perusahaan milik negara dan akan memakan biaya sekitar 4,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 52,9 triliun. Proyek pembangunan yang akan berjalan selama tujuh tahun tersebut akan berada di dekat danau air asin Sambhar di utara Rajasthan.

India saat ini tengah memetakan potensi produksi energi sinar matahari di seluruh bagian negaranya. Namun, langkah yang tampak ramah lingkungan ini ternyata mendapat kritik dari para pecinta lingkungan.

Deputy Director-General Center for Science and Environment di New Delhi Chandra Bhushan mengungkapkan bahwa memasok 4.000 megawatt ke dalam grid yang sudah bocor, dengan kebocoran listrik mencapai 20 persen dalam transmisi dan distribusi sangat tidak masuk akal. Menurut Bhushan, solusi terbak adalah melakukan pendekatan desentralisasi solar. Dengan membangun proyek-proyek lebih kecil, cakupan jangkauannya, keuntungan sosial, dan perkembangan tenaga manusianya lebih tepat.

Hal berbeda disampaikan oleh Director-General TERI dan Ketua Intergovernmental Panel Perubahan Iklim Rajendra Pachauri. Menurutnya, Jawaharlal Nehru National Solar Mission (JNNSM) harus tetap mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, baik itu dalam skala besar, maupun dalam bentuk menyebar.

"India harus melihat dirinya muncul sebagai pemimpin dunia dalam penghimpunan energi matahari menggunakan teknologi untuk pembangkit energi terpusat, juga jutaan aplikasi terdesentralisasi," ujarnya.

Sumber: www.fastcoexist.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Berita
Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau