Bahkan, dalam tiga tahun ke depan, beberapa jaringan internasional akan menambah dan membuka hotel dengan merek mewah mereka di sini. Sebut saja, The Westin Ubud Resorts and Spa, Fairmont Hotel, Movenpick, dan Rosewood Hotel.
Hotel-hotel mewah tersebut di antaranya dikembangkan oleh PT Summarecon Agung Tbk, dan PT Ciputra Property Tbk.
Menurut hasil riset Horwarth HTL hingga 2016, koleksi hotel mewah di Bali akan bertambah sebanyak 25 buah. Sejumlah 25 hotel tersebut merupakan bagian dari 67 hotel yang akan beroperasi pada saat itu.
Selain The Westin Ubud Resorts and Spa, Fairmont Hotel dan Rosewood Hotel, terdapat Regent Bali, Sea Sentosa, Sofitel Ubud, Ritz Carlton, Shangri-La, Jumeirah, Baccarat, Movenpick, InterContinental Canggu dan InterContinental Sanur Beach and Resorts.
Hotel-hotel mewah anyar ini melengkapi koleksi hotel eksisting sebelumnya yakni Bvlgari, Banyan Tree, Anantara Seminyak, W Hotel, dan St Regis untuk sekadar menyebut contoh.
Kembali maraknya pembangunan hotel mewah atau biasa disebut hotel segmen A plus oleh Horwarth HTL, adalah sebagai ekses perbaikan kinerja sepanjang 2011. Kinerja positif itu terus berlanjut hingga 2012 dan 2013 pasca perhelatan APEC, turut memompa eskalasi pembangunan hotel mewah ini.
Dus, data Badan Pusat Statistik (BPS) mendukung kewajaran iklim bisnis perhotelan di Bali. Pasalnya, jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara terus meningkat. Tahun lalu mencapai 3,2 juta orang atau melonjak 11,71 persen ketimbang tahun 2012 sebanyak 2,90 juta orang.
Kendati tingkat tarif kamar harian (average daily room rate/ADR) tahun 2013 sebesar 5 persen lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun 2012 lalu, tetapi rerata ADR meningkat 4 persen.
Kinerja tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pun "cukup aman" dan positif. Tahun lalu, TPK hotel Bali mencapai rerata 62,53 persen dengan masa tamu menginap (length of stay) 3,84 hari.
Selain itu, menurut Vice Presiden Director PT Intiwhiz International, Ndang Mulyadi, Bali punya semua kriteria yang diidamkan turis asing. Kriteria tersebut adalah kondisi alam yang menenangkan, atraksi kebudayaan, dan fasilitas hiburan.
"Kondisi infrastruktur pun sudah diperbaiki dan semakin menunjang dan memudahkan para wisatawan," ujar Ndang kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2014).
Untuk saat ini, Bali memang belum terkalahkan di Indonesia dan masih menjadi destinasi wisata utama. Kendati daerah lain tengah bertumbuh dan berkembang seperti Lombok, Tanah Toraja, Raja Ampat, dan lain sebagainya, namun Bali tetap menjadi incaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.