Karya Gehry dipakai oleh Hines karena cocok dengan konsep apartemen metropolis sekaligus dimaksudkan sebagai tengara kota baru.
Properti setinggi 39 lantai dengan ketinggian 150 meter ini akan merangkum sekitar 300 unit apartemen, hotel dan spa.
Guna merealisasikannya, Hines yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat, harus merogoh kocek sebesar 250 juta euro atau setara Rp 4,4 triliun. Mereka akan memulai pembangunan pada 2015. Bila struktur ini rampung, maka ketinggiannya mengalahkan bangunan apartemen eksisting Colonia Tower, di Cologne, setinggi 140 meter.
Alexanderplatz sendiri merupakan plaza yang dikelilingi perkantoran bergaya Soviet. Salah satu struktur yang paling terkenal adalah menara televisi Fernsehtrum yang bentuknya menyerupai jarum.
Menurut Managing Director Hines, Christoph Reschke, apartemen di Alexanderplantz tersebut dijual kepada publik, khususnya pembeli dari luar Jerman, sebagai segmen sasaran.
"Pembeli asing pasti lebih tertarik dengan gedung ini ketimbang pembeli domestik," ujar Reschke.
Berlin saat ini merupakan hotspot baru yang dibidik para pengembang. Pertumbuhan ekonomi Jerman berjalan dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena Pemerintah Jerman tengah berupaya keras mengentaskan kekurangan (backlog) hunian. Sehingga memicu investasi dalam negeri dan asing untuk menggarap proyek properti.
Untuk diketahui, Jerman sedang mengalami ledakan konstruksi yang dimanfaatkan pengembang untuk mengambil keuntungan dari kenaikan harga sewa dan jual. Pemerintah berinvestasi dalam pembangunan rumah layak huni dan terjangkau untuk menutup defisit pasokan. Sekitar 225.000 unit rumah, dibangun pada 2013 lalu. Jumlah ini merupakan terbesar sejak 2004.