Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transyogie Terendam, Potret Liar Pemanfaatan Tata Ruang

Kompas.com - 29/01/2014, 14:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


CIBUBUR, KOMPAS.com - Terendamnya Jalan Transyogie atau dikenal sebagai Jalan Alternatif Cibubur dengan ketinggian air bervariasi, dalam beberapa hari terakhir adalah akibat dari tak terkendalinya pengelolaan Tata Ruang.

Hal tersebut diutarakan pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, kepada Kompas.com, Rabu (29/1/2014).

Menurut Yayat, fenomena banjir di beberapa ruas Jl Transyogie yang menyebabkan kemacetan parah adalah dampak dari implementasi Tata Ruang yang tidak jelas. Betapa tidak, sebab, akses ini adalah milik empat pemerintahan berbeda yakni Kota Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor.

"Sehingga masing-masing pemerintah kota tak mau memikul tanggung jawab atas apa yang terjadi di sepanjang jalan tersebut," ujar Yayat.

Terlebih dalam hal penerbitan perizinan pembangunan hunian, masing-masing punya pendekatan berbeda. Itulah yang memicu terjadinya perubahan pemanfaatan ruang.

Perubahan pemanfaatan ruang, lanjut Yayat, secara sporadis terjadi dalam kurun satu dekade terakhir. Celakanya, para pengembang membangun perumahan tanpa dilengkapi drainase memadai. Sehingga air hujan tidak tertampung maksimal, akhirnya lari ke Jl Transyogie sebagai tempat buangan.

"Pengembangan perumahan tersebut berada di kiri dan kanan Jl Transyogie. Dulunya terdapat danau-danau alami, dikonversi menjadi perumahan," ujar Yayat.

Untuk diketahui jalur Transyogie sepanjang 6 kilometer, dimanfaatkan oleh para pengembang sebagai akses utama menuju perumahan yang dikembangkannya. Setidaknya, terdapat 11 perumahan skala besar yang dikembangkan, sebut saja Mahogany Residence, Cibubur Residence, Puri Sriwedari, Raffles Hills, Taman Laguna, Cibubur City, The Address, CitraGran, Kota Wisata, Legenda Wisata, dan Cibubur Grand Country. Belum lagi perumahan skala kecil.

Tak hanya banjir yang muncul sebagai penyebab pemanfaatan ruang, bangkitan aksesibilitas dan transportasi pun semakin intensif terjadi. Jika pada 2004 waktu tempuh dari Cibubur ke Semanggi  hanya 15 menit. Kini tak kurang dari 1,5 jam hingga 2 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau