Hal tersebut dikemukakan Sekretaris DPD REI Kaltim, Arief Rahman Hasyim, kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2014).
Menurut Arief, tahun lalu, mereka menargetkan angka yang sama 10.000 unit terbangun, namun jumlah unit rumah yang terealisasi hanya sekitar 6.000 unit.
"Jadi, dengan berbagai tantangan yang akan kami hadapi pada tahun ini, target angka 10.000 unit rumah terbangun masih moderat dan bisa kami realisasikan. Target tersebut tidak muluk-muluk, kami sesuaikan antara pasokan dan kebutuhan," ujar Arief.
Optimisme Arief ditunjang oleh tingkat kebutuhan yang tinggi dan berasal dari berbagai segmen. Tak hanya rumah untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah, melainkan juga menengah atas.
Kendala seperti keterbatasan infrastruktur, termasuk jalan, listrik, pengadaan air bersih, dan pengadaan tanah, menurutnya, bukan rintangan. Selama tingkat kebutuhan tinggi, tingkat serapan juga akan mengikuti.
Saat ini, lanjut Arief, rumah yang paling laku terserap pasar seharga Rp 500 juta dengan dimensi 45/120-150 dan 54/120-150, atau sekitar 70 persen dari total pasokan tersedia yang dibangun di Balikpapan, Samarinda, dan kota-kota lainnya.
"Rumah seukuran itu sangat diminati oleh pembeli yang baru memiliki rumah pertama. Sementara pasokan terbatas. Ini kesempatan bagi kami untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hanya, aturan Bank Indonesia dan KPR Inden akan sedikit menyulitkan terpenuhinya kebutuhan perumahan tersebut," ujar Arief.
Sebagian lainnya yakni 30 persen dari total stok pasar merupakan rumah yang dijual seharga antara Rp 500 juta hingga Rp 1,3 miliar.