Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghada pada acara bincang-bincang di Jakarta, Kamis (23/11/2013), mengungkapkan bahwa jika menilik rekam jejak kondisi ekonomi Indonesia pada tahun sebelumnya, tahun ini pertumbuhan sektor properti memang melambat. Hanya, ini merupakan siklus yang normal dan tak perlu ditakutkan. Menurutnya, isu-isu lain, seperti kehadiran bubble (gelembung), tidak akan terjadi.
"Masuk 2014, pasar properti melambat. Pertumbuhannya 20 hingga 25 persen. Tetap naik, tapi melambat. Harga pun tidak akan jatuh. Kapan pun, mau ada pemilu, tidak ada masalah," ujar Ali.
"Anda lihat historis. Ini yang terjadi," ujarnya.
Eko juga mengutarakan, IHSG selalu naik sesudah pemilu. Pengalaman dalam pemilu sebelumnya, yaitu pada 2004 dan 2009, IHSG naik, diikuti pula dengan kenaikan harga properti. Lagi pula, Eko menimbang bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai matang secara politik.
"Harapannya, tidak perlu ada kejadian buruk yang membuat masyarakat enggan berinvestasi di sektor politik," kata Eko.
Praktisi pun sependapat dengan hal itu. Sales Manager Green Pramuka City Joko Sumariyanto misalnya, mengungkapkan, bahwa akan ada penurunan dari pertumbuhan. Walau demikian, pengembang tidak khawatir dengan kondisi sekarang.
"Tanah itu tidak bisa berkembang dan kebutuhannya terus meningkat, sementara suplainya sudah sangat susah. Penurunan rating penjualan dikarenakan dua hal, daya beli masyarakat melemah atau sebenarnya masyarakat punya uang tapi takut. Itu saja," kata Joko.
Untuk itu, lanjut dia, ia akan memberikan keyakinan pada end user bahwa semuanya baik-baik saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.