Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tertipu "Rendering" Proyek dari Pengembang!

Kompas.com - 22/10/2013, 14:36 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Setiap menghadiri pameran properti, peluncuran rumah atau apartemen, konsumen akan dihadapkan dengan tampilan menawan rencana pembangunan proyek, seolah-olah bangunannya sudah jadi. Tampilan tersebut umumnya hanya imaji digital yang dibuat dengan program komputer. Benarkah hasil "rendering" tersebut kini berlebihan dan begitu menipu?

Untuk menjawab hal itu, ada baiknya Anda mengenal Peter Guthrie, seniman pembuat visualisasi arsitektural. Guthrie adalah orang yang akan ditemui para arsitek untuk "mewujudkan" karya-karya mereka.

www.dezeen.com Tampilan
Dalam wawancara yang dipublikasikan oleh Dezeen.com, dia mengatakan bahwa karyanya mampu memicu pembicaraan lebih luas mengenai pembangunan lingkungan. Lantas, mengenai hasil "rendering" yang mampu menipu, Guthrie menjawabnya dengan bijak.

"Kebanyakan orang familiar dengan gambar komputer, namun sulit bagi mereka mengintepretasikan sebuah gambar garis," ujar Guthrie.

www.dezeen.com Tampilan
Dengan kata lain, lanjut dia, gambar-gambar buatannya seharusnya hanya sebagai alat bantu agar masyarakat mendapat gambaran. Menurutnya, tak ada hal lain selain itu.

Seniman asal London itu sudah menciptakan gambar-gambar hiper-realistis. Dia sudah membuat rendering untuk Suffolk House karya Ström Architects dan rumah prefabrikasi karya Claesson Koivisto Rune.

"Saya mencoba membuat citra atmosferis dan mudah diingat tanpa menggunakan terlalu banyak trik pascaproduksi," ujar Guthrie.

"Pembuat visualisasi lain mungkin mengambil inspirasi dari film dan video game, namun itu bukan estetika yang menarik perhatian saya," tambahnya.

www.dezeen.com Tampilan
Bicara spesifik mengenai kemungkinan hasil "rendering" saat ini yang dinilai begitu menipu, Guthrie punya jawaban tersendiri.

"Saya pikir kami punya. Katalog Ikea 2013 memiliki, secara mengejutkan, sejumlah visualisasi di dalamnya dan kebanyakan orang tidak menyadarinya," katanya.

Guthrie percaya bahwa masyarakat saat ini begitu terbiasa dengan citra yang dibuat komputer. Gambar-gambar digital pada film atau permainan jauh lebih mudah dimengerti dan dibayangkan ketimbang gambar teknis.

"(Rendering) membuat karya arsitektur yang belum dibangun lebih dekat dan memungkinkan pembicaraan lebih besar mengenai pembangunan lingkungan," ujarnya.

Guthrie menambahkan, saat ini batasan-batasan sudah begitu tidak jelas. Para ahli visualisasi, seperti dirinya sendiri, kini dibayar untuk membuat bangunan yang belum jadi tampak seperti sudah jadi.

"Saya bahkan punya seorang arsitek di masa lalu yang meminta saya memembuat render rumah belum jadi dari arsip mereka," ujarnya. 

Kesimpulannya, "rendering" dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para konsumen. Namun, perlu diperhatikan juga catatan kecil di ujung flyer atau poster bahwa "rendering" hanya visualisasi, sementara keadaan sebenarnya di lapangan bisa diubah atau disesuaikan oleh pengembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Berita
Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com