Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New York, Sasaran Investor Asia

Kompas.com - 09/10/2013, 19:48 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Kendati Amerika Serikat tengah berada dalam krisis, New York justru masih menjadi sasaran favorit investor properti. Kota berjuluk Big Apple, ini, selama duabelas bulan lalu, mampu menarik investasi senilai 49,2 miliar dollar AS atau setara Rp 565,5 triliun.

Dari hasil survei yang dilakukan Cushman and Wakefield, jumlah investasi tersebut meroket 39 persen ketimbang tahun 2011. Melampaui pencapaian London yang membukukan transaksi properti sebesar 32,3 miliar dollar AS (Rp 371,3 triliun). Prestasi New York berada di peringkat atas di antara 25 kota dunia utama yang disurvei, berlangsung selama tiga tahun berturut-turut.

Sementara Los Angeles (LA), mendulang keuntungan terbesar dari transaksi properti yang dihasilkan. Kinerja LA menempatkannya di posisi kedua dengan keuntungan terbesar. Tokyo menyusul di posisi ketiga, San Fransisco, Washington DC, Hongkong, Paris, Houston dan Chicago melengkapi 10 besar.

Kota-kota atas tersebut masih popular sebagai ladang investasi semua sektor properti. Mulai dari perkantoran, hotel, apartemen dan lainnya. Namun begitu, kecenderungan beberapa kota, mendominasi sektor berbeda. London, misalnya, merupakan pasar perkantoran terbesar. Sementara Hongkong untuk ritel, LA untuk industri dan New York menang di sektor perhotelan dan hunian multifamily.

Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi di Paris, dan Toronto. Demikian halnya dengan kota-kota utama China seperti Shanghai, Beijing, Guangzhou, Chengdu dan Tianjin mengalami kemerosotan volume transaksi sebesar lebih dari 40 persen

Di antara investor internasional, London adalah destinasi paling popular dengan pangsa pasar 13 persen. Jauh lebih tenar ketimbang Paris yang hanya dikenal pasar sebanyak 4 persen dan New York 3,6 persen.

Investor mana yang menyebabkan transaksi properti di kota-kota tersebut membengkak? Siapa lagi kalau bukan investor asal Asia. Terutama mereka yang berasal dari China, bersama Singapura merupakan sumber kapital terbesar yang berkontribusi terhadap pencapaian New York.

Dana yang mengalir dari kedua negara tersebut sebesar 55,4 miliar dollar AS (Rp 636,7 triliun). Menggeser posisi Malaysia yang merupakan investor nomor satu sebelumnya. Volume investasi ini meningkat 58 persen ketimbang tahun lalu dan menyalip dana asal Timur Tengah dan Afrika yang juga tumbuh 34 persen.

Properti bidikan

Proyek properti perkantoran merupakan target investasi yang dibidik oleh para investor. Akan tetapi, pangsa pasarnya terus menyusut dari sebelumnya 48 persen menjadi 45 persen, sedangkan perumahan mencapai kenaikan volume menjadi 26 persen dari total transaksi di seluruh 25 kota yang disurvei.

Banyak pemain global fokus pada sektor perkantoran. Sektor ini paling mudah menunjukkan indikasi terjadinya arus modal lintas negara. Selain itu, sektor lain yang mendominasi minat investor adalah proyek multifungsi antara komersial dan hunian.

Cushman and Wakefield berharap investasi properti dapat tumbuh tahun depan dengan lebih banyak pemain mencari daerah baru untuk transaksi dan investasi. Mereka memproyeksikan Eropa sebagai target utama bagi investor lintas batas dalam rangka pemulihan ekonomi. Sehingga ada banyak aset yang dilepas dengan harga murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com