Pada tiga bulan pertama, tingkat penjualan masih membukukan luasan ratusan hektar, atau tepatnya 243 hektar. Kuartal II dan III melorot menjadi hanya 83,92 hektar dan 77,65 hektar. Meski pun dari segi harga, tidak mengalami perubahan. Harga lahan di kawasan industri Bogor, Tangerang, Karawang, Bekasi, dan Serang masih berkisar antara 122 dollar AS (Rp 1.395.880)-263 dollar AS (Rp 3.009.140) per meter persegi per bulan, di luar biaya servis.
Menurut Senior Associate Director Industrial Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa, secara umum, sektor kawasan industri mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan berkurangnya permintaan.
"Ada beberapa perusahaan eksisting yang menunda ekspansi. Sementara perusahaan yang baru menjajaki Indonesia, masih melihat perkembangan ekonomi dan situasi politik, wait and see. Tak heran bila tingkat serapan juga menurun," ujar Rivan kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Pelemahan, lanjut Rivan, akan terus terjadi pada 2014-2015 mendatang. Selain karena situasi ekonomi makro, tren politik juga menjadi perhatian khusus para pelaku usaha. Terutama perusahaan yang baru melihat Indonesia sebagai sasaran investasi.
"Meski demikian, kami tetap optimis. Yang terjadi sekarang adalah dampak dari kenaikan harga pada kuartal-kuartal sebelumnya tahun lalu sehingga menyebabkan sektor investasi mendingin sejenak," ujar Rivan.
Kawasan industri mencapai ekuilibrium pada 2012 dan awal 2013. Sebelumnya, pada 2010,harga lahan industri masih di bawah nilai pasar. Sehingga, ketika ada penawaran baru, langsung terserap maksimal.
Saat ekuilibrium, permintaan paling banyak berasal dari perusahaan Jepang yang bergerak di bidang otomotif. Merekalah yang selama ini mendorong pertumbuhan laju sektor kawasan industri secara umum.
Rivan menilai, kendati terjadi perlambatan, kawasan industri di Indonesia masih menjadi incaran investor asing. Hal ini akan berdampak pada peningkatan harga, karena pasok situs yang sudah terbangun dan tersedia, sangat terbatas.
"Pemasok kawasan industri akan fokus merampungkan pengembangan lahan yang sudah mereka jual sebelumnya saat harga masih belum terkoreksi," tutur Rivan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.