Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal Kedua, Pertumbuhan Harga Properti Melambat

Kompas.com - 14/06/2013, 12:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki ujung kuartal kedua 2013, pertumbuhan harga properti tidak seagresif kuartal pertama. Perlambatan ini terjadi untuk beberapa sektor seperti apartemen, perkantoran sewa dan strata.

Data Leads Property Indonesia memperlihatkan, perlambatan ini terjadi pada tingkat kenaikan harga kondominium, perkantoran sewa dan strata yang hanya sebesar 3 sampai 5 persen pada kuartal II tahun ini ketimbang kuartal sebelumnya. Untuk diketahui, sebagai perbandingan, kuartal IV 2012 ke kuartal I 2013, pertumbuhan harga masih berada pada kisaran 10-15 persen. Sementara secara periodik (year on year) sekitar 22-43 persen.

"Saya prediksikan kenaikan antara semester I dan II berkisar antara 5 sampai 7 persen," ujar CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono.

Hal senada diungkapkan Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto. Ia melihat kecenderungan pada kuartal kedua, meskipun masih terjadi pertumbuhan harga, namun tidak sebesar beberapa kuartal sebelumnya. Hal ini dipicu oleh tren penundaan pembelian properti akibat ketidakpastian kenaikan tarif BBM.

"Perubahan tarif BBM ini sangat krusial, ditunggu pelaku usaha dan mempengaruhi perhitungan ongkos operasional. Terutama terhadap industri-industri manufaktur," ujar Ferry kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (14/6/2013).

Perusahaan-perusahaan akan menyesuaikan dan mengkalkulasi ulang biaya pengeluarannya, termasuk sewa ruang perkantoran. Mereka akan memfokuskan diri pada penataan administrasi keuangannya, sehingga aksi tunda ekspansi untuk sementara (wait and see) menjadi pilihan yang rasional.

Setelah itu, mereka akan memilih properti yang sesuai dengan anggaran yang telah direvisi. Sementara untuk kawasan industri, penundaan pembelian lahan memang tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan harga. Karena komponen lahan hanya menelan 5 sampai 10 persen biaya untuk membangun satu industri baru.

"Hanya, perubahan tarif BBM akan sangat berdampak pada komponen lainnya seperti tenaga kerja, machinary dan equipment," imbuh Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau