Stagnasi terlihat dari minimnya pembangunan proyek properti baru dan permintaan hunian baik pertama maupun seken. Sehingga, nilai ekonomis lahan dan properti eksisting di sana tidak setinggi kawasan lainnya.
Hal tersebut dikatakan Prinsipal Ray White Kelapa Gading yang menggarap pasar Kelapa Gading, Pulo Gadung dan Sunter, David Tjandra kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2013).
Namun, menurut David, stagnasi akan berubah menjadi perkembangan positif dengan lebih cepat jika rencana normalisasi waduk Ria Rio terealisasi. Kawasan sekitar Ria Rio pun bakal diincar investor.
"Normalisasi waduk Ria Rio berpotensi meningkatkan pertumbuhan harga lahan dan properti sebesar 20 persen," ujar David.
Selama ini, lanjut David, masih sedikit pengembang dan investor yang menggarap kawasan-kawasan di sekitar waduk Ria Rio tersebut. Di antaranya, PT Premier Indonesia (pengembang asal Perancis), Korea World Trade Center Indonesia (Korea), dan Keppel Land (pengembang asal Singapura). Ketiga pengembang asing tersebut berkolaborasi dengan Pulo Mas Jaya selaku pemilik lahan.
Padahal Pulo Mas Jaya memiliki visi besar membangun sebuah kawasan terintegrasi, yakni Pulomas Integrated Development Area. Di dalam kawasan pengembangan ini terdapat fasilitas rekreasional dan olahraga, taman komersial terbuka lengkap dengan pusat-pusat bisnisnya.
"Jadi jika normalisasi Ria Rio berhasil, investor akan datang berbondong-bondong ke kawasan ini. Mereka tinggal membangun proyek yang tentunya memiliki link atau keterkaitan dengan lingkungan waduk," jelas David.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.