Ini seperti bisa dilihat pada kenaikan harga properti yang signifikan pada 2010. Saat itu, harga tanah, rumah, ruko dan area komersil menapak naik harga berkali-kali lipat. Sejumlah investor pun jeli untuk lebih memanfaatkan uang yang dipegang atau didepositokannya.
Situasi pun berubah. Lahan properti menjadi incaran utama dan prioritas investor. Pada 2013 ini, tanah di kawasan Tanah Abang menjadi Rp 30 juta per meter persegi. Di kawasan Menteng bahkan menjadi Rp 150 juta per meter persegi. Inilah yang membuat khawatir sejumlah kalangan investor. Lalu, masih adakah investor yang berminat membeli lahan yang mahal sekali itu?
Harga properti boleh naik tinggi, dan pada saat sekarang ini malah banyak yang tidak lagi memakai patokan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) sebagai patokan untuk nilai jual propertinya.
Rasanya, bila lahan suatu properti menanjak tinggi, hal perlu disimak adalah suku bunga kredit KPR yang seharusnya jangan membebani rakyat Indonesia. Hal ini mengingat inflasi cukup tinggi dan harga sewa atau kontrak suatu lahan properti menjadi faktor pertimbangan penting. Bila dua hal tersebut sudah tidak lagi berjalan, maka dikhawatirkan investasi properti bisa mengalami masalah besar.
Sejumlah pengusaha yang menyewa rumah maupun gedung tempat usaha mengeluhkan harga yang terlalu tinggi sehingga berdampak terhadap pendapatan. Bila seorang pegawai dengan gaji penghasilan Rp 3 juta per bulan, maka berapa lamakah seseorang harus mengumpulkan uang untuk mendapatkan sebuah hunian layak? Jangankan berbicara harga hunian bermiliar-miliar, harga ratusan jutaan saja masih mimpi, mengingat kebutuhan hidup sangat besar, terutama hidup di Jakarta.
Lalu, apakah masyarakat harus menunggu harganya turun alias super murah? Rasanya, mustahil turun kembali. Yang ada, malah naik lagi!
Tahun kuda emas
Agaknya permasalahan ini menjadi salah satu fokus duet Jokowi – Ahok selaku Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan memberikan peluang masyarakat memiliki rumah susun (rusun) menjadi hunian layak dengan harga terjangkau. Ada banyak sekali masyarakat yang tertolong dengan kondisi hunian layak dan bisa tersenyum atas kondisi tersebut.
Beberapa lokasi rusun seperti di area Tanah Abang, Petamburan dan Pluit menjadi incaran banyak pengusaha maupun investor. Hal ini terlihat dari mobil mewah yang diparkir di lahan tersebut. Ketika ditanya, siapakah pemilik kendaraan tersebut, tukang parkir hanya tersenyum menjawab bahwa pemilik kendaraannya adalah pemilik rusun-rusun tersebut.
Tentu saja, program rusun menjadi faktor pertimbangan penting yang diincar sejumlah kalangan. Hal ini karena terkait adanya area komersil di sekitar area hunian tersebut. Makin banyak area komersil seperti mal, pusat kuliner maupun pasar tradisional, maka area tersebut akan selalu menjadi incaran investor. Oleh karena itu, pintar–pintarlah menyimak dan mengambil peluang dari sebuah momentum, terutama pada 2014 nanti, yakni tahun Kuda Emas. Apalagi, arah jalur Kepala Naga masih berada di Jakarta Utara.
Salam HOKIPLUS 2013 - Happy Cuan 888!
(Penulis adalah konsultan Hokiplus/indonesiahokiplus@gmail.com)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan