Menurut data Departemen Pertanahan Dubai, permintaan tanah untuk pengembangan apartemen, villa, hotel dan perkantoran dari sektor swasta terus meningkat. Selain, tentu saja program khusus yang diinisiasi pemerintah seperti Tayseer dan Tanmya.
Direktur Jenderal Departemen Pertanahan Dubai, Sultan Butti bin Mejren, mengatakan, selain permintaan tanah, Dubai juga mengalami peningkatan nilai total transaksi properti melonjak sebesar 30 persen menjadi 108 miliar dirham atau setara dengan Rp 294,8 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, Dubai hanya mencatat transaksi senilai 83 miliar dirham (Rp 226,5 triliun).
"Laju pertumbuhan nilai transaksi properti adalah indikator kuat pemulihan pasar properti dan hal ini akan mendorong kenaikan daya saing dan daya tarik pasar bagi investor lokal dan asing," ujar Mejren.
Indeks harga juga mengalami tren peningkatan selama beberapa bulan terakhir karena permintaan untuk tanah, villa dan apartemen di proyek-proyek tertentu. Mejren mengharapkan pemulihan akan terus berlanjut yang direpresentasikan kenaikan harga sewa dalam posisi tinggi, melonjaknya harga tanah dan harga-harga unit perumahan dan komersial baru.
Faktor-faktor tersebut, imbuh Mejren, akan mendorong investor untuk meningkatkan investasi mereka karena Dubai saat ini, tidak seperti enam tahun lalu, di mana fondasi sektor properti rapuh. Dubai saat ini memiliki fondasi yang sangat kuat.
Optimisme Mejren dikuatkan oleh survei Global Cities Index yang dikeluarkan Knight Frank. Survey tersebut menempatkan Dubai sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan harga hunian mewah tertinggi sebesar 27,2 persen dalam kuartal II 2013. Posisi Dubai hanya kalah oleh Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.