Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kerjasama BUMN dan Swasta Lebih Mudah?

Kompas.com - 05/07/2013, 21:52 WIB
Latief

Penulis

Sumber Antara
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan rumah susun sederhana hasil realisasi kerja sama antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara, terkendala penyelesaian proses administrasi tanah untuk lahan yang akan dibangun.

"Masalahnya di penyelesaian administrasi pertanahan," kata Deputi Perumahan Formal Kemenpera, Pangihutan Marpaung dalam diskusi "Menjaga Daya Beli dan Pasokan Rumah Bersubsidi di tengah Dampak Kenaikan Harga BBM" di Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Padahal, menurut Pangihutan Marpaung, Kemenpera telah beberapa kali menandatangani nota kesepahaman (MoU) seperti dengan Pertamina dan PLN serta satu MoU yang sedang dijajaki adalah dengan pihak Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia mencontohkan, salah satu lokasi yang sedang dikaji untuk pembangunan rumah susun sederhana antara lain di Karet, Jakarta Pusat.

Namun, pada saat ini dinilai banyak proyek properti yang mudah terwujud bila kerja sama itu dilakukan antara BUMN dengan berbagai pihak swasta yang bukan dalam rangka pembangunan rumah susun sederhana bagi warga yang membutuhkan.

Sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dalam sejumlah kesempatan mendorong para perusahaan pengembang agar dapat membangun rumah susun, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengatasi masalah kekurangan rumah di Indonesia.

"Saya tidak akan bosan untuk meminta para pengembang agar membangun hunian vertikal seperti rumah susun di berbagai kota di Indonesia," kata Djan Faridz.

Menurut Djan Faridz, hal tersebut karena rumah susun dinilai sebagai salah satu solusi atas semakin terbatasnya lahan atau tanah untuk pembangunan perumahan di kawasan perkotaan. Menpera juga mendukung para pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) untuk terus membangun rumah susun dibanding pembangunan rumah tapak.

Namun demikian, ia mengingatkan agar pengembang juga ikut mendukung program "1.000 Tower" pemerintah dengan membangun rumah susun sederhana milik (rusunami).

"Rusunami dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga mereka juga bisa memiliki hunian tersebut," tuturnya.

Pengembang, lanjut dia, juga memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi masyarakat untuk tinggal di rumah susun seperti ikut membantu dalam pembentukan Persatuan Penghuni Rumah Susun (PPRS). PPRS nantinya akan mengatur biaya servis untuk pemeliharaan lift, listrik dan air dan peraturan bagi para penghuni sehingga kualitas rumah susun tetap terjaga dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejak Prabowo Dilantik, KPR Subsidi Disalurkan bagi 111.193 Rumah

Sejak Prabowo Dilantik, KPR Subsidi Disalurkan bagi 111.193 Rumah

Berita
[POPULER PROPERTI] Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

[POPULER PROPERTI] Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Daftar Rumah Subsidi Terjangkau di Kabupaten Trenggalek

Daftar Rumah Subsidi Terjangkau di Kabupaten Trenggalek

Perumahan
Dapat Perintah Prabowo, Kementerian PU Usahakan Diskon Tarif Tol Lebaran

Dapat Perintah Prabowo, Kementerian PU Usahakan Diskon Tarif Tol Lebaran

Berita
112 Rumah Rp 400 Jutaan di Kawarang Terjual dalam Sehari

112 Rumah Rp 400 Jutaan di Kawarang Terjual dalam Sehari

Perumahan
Jombang: Solusi Rumah Subsidi dengan Harga Terjangkau

Jombang: Solusi Rumah Subsidi dengan Harga Terjangkau

Perumahan
Panjang Jalan Nasional 2025 Tak Bertambah akibat Efisiensi Anggaran

Panjang Jalan Nasional 2025 Tak Bertambah akibat Efisiensi Anggaran

Berita
Anda Mencari Rumah Subsidi? Tengoklah Sampang, Harga Rp 151 Juta

Anda Mencari Rumah Subsidi? Tengoklah Sampang, Harga Rp 151 Juta

Perumahan
MLFF Tak Kunjung Terlaksana, Kementerian PU Fokus Bereskan Tata Kelola

MLFF Tak Kunjung Terlaksana, Kementerian PU Fokus Bereskan Tata Kelola

Berita
Ditantang Pengembang Segera Lakukan Audit, Ara Andalkan BPK

Ditantang Pengembang Segera Lakukan Audit, Ara Andalkan BPK

Berita
Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau